Meskipun ini merupakan imajinasi yang terlalu mengerikan sebagai buah akibat degradasi moral
dan kemanusiaan yang mungkin bisa saja benar-benar terjadi di dunia
nyata, sebagai suatu premis, ini sesungguhnya sangat menarik diangkat ke
dalam film. Banyak potensi yang bisa digali dari lingkup seperti itu.
Bagi yang sudah menonton The Purge, film pertama yang rilis pada
2013 lalu, mungkin secara umum akan merasa kecewa dengan eksekusi film
yang terlalu sempit dan menyia-nyiakan kesempatan yang dimilikinya.
Sekarang, sutradara James DeMonaco kembali diberi kesempatan untuk
menggarap film keduanya The Purge: Anarchy, dan ternyata,
terlihat ia sudah belajar dari kesalahan. Film ini agaknya sukses
melakukan eksplorasi dari segala potensi yang dimilikinya dan menyajikan
itu kepada penonton sebagai temuan yang mengerikan, namun dalam suatu
cara, sangat menarik perhatian. Dengan melibatkan karakter utama yang
lebih banyak, film tidak lagi menampilkan apa yang terjadi di sepanjang
malam sakral tersebut hanya dari dalam rumah suatu keluarga saja, namun
mengajak kita turun ke jalanan pusat kota, menyaksikan lebih banyak
kegilaan, lebih banyak anarki dan sisi buas manusia yang dibebaskan dari
kungkungan aturan dan hukum.
Dari segi kontinuitas cerita, film ini bisa dikategorikan berdiri
sendiri, tidak bertautan secara langsung dengan film pendahulunya. Saya
sendiri tdak yakin apakah time line di sini berada pada tahun yang sama, sebelum, atau sesudah malam Purge
pada film pertama... Para karakter utama yang menjadi sorotan kali ini
adalah sepasang kekasih yang baru saja putus hubungan, seorang single mother bersama anak gadisnya, dan seorang pria tangguh yang sengaja memanfaatkan malam Purge
sebagai kesempatan untuk membalas dendam atas kematian anaknya oleh
seorang pengemudi mabuk yang dibebaskan secara hukum. Dengan jajaran
para karakter ini, pada sesi awal film memberi kita point of view
yang lebih beragam mengenai bagaimana persiapan beberapa kalangan
masyarakat ini dalam menyambut acara tahunan tersebut. Tidak seperti
film pertamanya yang sudah memiliki lingkup yang sempit namun tetap
terbata-bata dalam bertutur, Anarchy sudah lebih sanggup mengemas
diri. Mulai dari membagi rata waktu dan kesempatan bagi masing-masing
karakter untuk menunjukkan dirinya pada penonton, lebih rapi dan intens
dalam mengemas "petualangan" mereka untuk bertahan hidup di sepanjang
malam, plus dengan bubuhan beberapa kejutan yang pada hakikatnya
menunjukkan kita bahwa dalam dunia dengan kemerosotan moral seperti itu
pun masih terdapat faith in humanity.
The Purge: Anarchy sudah tayang midnight pada 6 September dan akan tayang secara luas mulai 10 September 2014.
(Ipan)