Apakah penggila film tahu apa hal tergila yang ada pada summer movies di tahun 2015 ini ?. Hal tergila itu adalah ketika dengan percaya dirinya memasang film yang sangat gila dengan rating “ R “ dengan jadwal release bersaing dengan film-film blockbuster lainnya yang pada umumnya lebih ramah untuk penonton dengan rating “ PG13 “ agar bisa mengeruk untung sebesar-besarnya pada summer movies. Tetapi hal itu juga menjadi sebuah pertaruhan yang bisa jadi berbuah manis untuk tim Mad Max : Fury Road, karena berani keluar dari zona aman untuk memberikan pilihan yang sangat jarang ada kepada para penonton pada musim panas kali ini.
Sebelum memulai, perlu diketahui jika saya belum sama sekali pernah menonton versi trilogy Mad Max yang dibintangi oleh Mel Gibson itu. Jadi saya tidak bisa melakukan perbandingan versi terbaru dari Mad Max ini dengan pendahulunya. Menonton sebagai penonton awam yang hanya mengetahui jika trilogy original film ini menjadi pujaan para penggila film pada era-nya. Dan lalu apa yang terjadi setelah menonton Mad Max : Fury Road ini ?. Saya ingin segera menonton trilogy pendahulunya, padahal Mad Max : Fury Road adalah film yang berdiri sendiri yang bisa ditonton tanpa harus menonton 3 film sebelumnya. Begitulah setidaknya efek yang diberikan oleh Mad Max : Fury Road.
Mad Max : Fury Road sendiri bersetting tahun 2060 ketika tatanan dunia runtuh dan masa disaat bumi hanya tersisa puing-puing kepunahan dan hanya menyisakan yang kuat bertahan dan yang lemah menjadi jajahan. Max Rockatansky ( Tom Hardy ) seorang survivor yang ditangkap komplotan “ The War Boys “ dan dibawa ke sebuah wilayah yang disebut “ Wasteland “ yang dipimpin oleh pemimpin fasis yang dipanggil “ Immortan Joe “ oleh pengikutnya. Karena sebuah kejadian yang tidak direncanakan, Max yang berhasil melarikan diri Wasteland dan bertemu dengan Imperator Furiosa ( Charlize Theron ) yang juga melarikan diri dari Wasteland dengan serta 5 wanita yang disebut “ The Wives “ untuk menuju tanah baru yang disebut oleh Furiosa sebagai “ Rumah “. Dan yang terjadi selanjutnya adalah sebuah film action dengan kegilaan tanpa batas yang disajikan oleh George Miller.
Dengan durasi lebih kurang 2 jam, George Miller memberikan sensasi berbeda pada penonton dalam menonton film popcorn yang mungkin belum pernah kita saksikan sebelumnya. Visual dunia pasca kiamat yang mengerikan akan teringat untuk jangka waktu lama oleh penonton yang ditunjukan oleh cinematography John Seale ( The Perfect Storm, Cold Mountain, Spanglish ) yang kembali dari masa istirahatnya setelah terakhir kali masa kerjanya di The Tourist. Dan keberanian para petinggi studio yang memasang jadwal film ini bersaing dengan film sekelas Age Of Ultron atau Tomorrowland menjadi cukup beralasan jika melihat hasil yang ditunjukan oleh George Miller dan kru yang sangat luar biasa. Jika George Lucas tercipta untuk Star Wars, maka sama hal dengan Geroge Miller tercipta untuk Mad Max.