Honorable Mention:
Seandainya saya mengembangkan lebih dari 10 film terbaik, film-film ini akan bisa masuk. Namun karena saya ingin membuatnya menjadi daftar yang ramping, saya masukkan 5 film yang berpotensi merangsek ke daftar 10 besar. Ada The Keeping Room, Brit Marling memang selalu berhasil membawakan karakter-karakter dominan. Dan karena Sam Worthington dan Brit Marling ada di satu frame akan membuatmu minimal kejang-kejang; The Last Five Years film yang paling sering saya tonton ulang kedua setelah Respire. Entah film ini yang beruntung mendapatkan Anna Kendrick atau Anna Kendrick yang beruntung bisa dapat proyek ini? Yang jelas vokal Kendrick memukau sekali; Tangerine dengan percikan-percikan emosinya yang jenaka, tontonan yang paling saya nikmati. Go…go...Sin-Dee-Rella; dan Queen of Earth serta Carol dengan penampilan masing-masing dua casts utamanya yang mengagumkan.
Dan akhirnya…..10 Film Terbaik 2015 adalah:
1. Respire.
Karena film ini sanggup menampakkan kengerian permusuhan antar wanita. Dan Melanie Laurent sanggup mengemasnya menjadi tontonan yang saya anggap sebagai sesuatu yang…… horor, karena memang wanita itu horor.
2. Haider.
2. Haider.
Saya tak dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk menjabarkan kehebatan film Haider. Kecuali kata: epik.
3. Lore.
Film tahun 2012 ini adalah pengecualian. Karena saya telat menontonnya, dan tak rela bila tak masuk ke dalam list best movies tahun-tahun sebelumnya. This is kind of film that will stay with you a long time after you saw it. Film ini akan mengenalkanmu pada akting seorang Saskia Rosendahl yang mengagumkan. Dibalut latar paska PD II film ini menampilkan persimpangan antara hasrat dan harga diri orang Jerman. Menunjukkan kepada kita pada bahwa Jerman sendiri menderita akibat PD II.
4. Guru Bangsa: Tjokroaminoto
Karena perubahan berawal dari keresahan. Dan keresahan itu tampil nyata.
5. Comet
Lebih dari sekadar sinematografinya dan cara berceritanya serta scoring-nya yang unik. Jangan mencoba mengerti teka-teki waktu yang diberikan film ini adalah kunci untuk menikmatinya, karena memang bukan untuk dipecahkan. Biarkan saja kalian menikmatinya. Rasakan betapa perihnya menonton ini.
6. A Pigeon Sat on a Branch Reflecting on Existence.
Karena kejenakaannya menertawakan manusia.
7. Dior and I.
Dokumenter yang menceritakan tentang proses kreatif koleksi terbaru dari Dior Fashion House yang cuma memakan waktu selama delapan minggu. To witness this work is a gift. Tidak ada kata lain selain indah. Tunggu sampai kau melihat satu rumah dengan tembok-tembok dilapisi rangkaian bunga yang berbeda-beda di tiap ruangannya. “Sublime”.
8. Faults.
Seperti cara cults mempengaruhimu. Film ini pelan tapi pasti merasuk. Mempengaruhimu dalam keadaan sadar. Memanipulasi emosi dan logika, memancing ilusi.
9. Dum Laga Ke Haisha
Dengan kesederhanaannya bercerita. Mengingatkan pada kata-kata Mas Adi (Tetangga Masa Gitu), bahwa “Pernikahan itu tidak semudah yang ada di kepala kamu, anak muda, pernikahan itu kerja keras.”.
10. 3: Alif Lam Mim
Dengan barisan casts yang solid. Saya masih ingat ketika pertama kali saya menontonnya, saya menangis. Bukan karena filmnya jelek. Justru karena filmnya sangat bagus. Saya senang ada film Indonesia yang mampu menangkap pergerakan action dengan baik (selain The Raid). Dan adegan-adegan slow-motion-nya tak ada yang sia-sia.
7. Dior and I.
Dokumenter yang menceritakan tentang proses kreatif koleksi terbaru dari Dior Fashion House yang cuma memakan waktu selama delapan minggu. To witness this work is a gift. Tidak ada kata lain selain indah. Tunggu sampai kau melihat satu rumah dengan tembok-tembok dilapisi rangkaian bunga yang berbeda-beda di tiap ruangannya. “Sublime”.
8. Faults.
Seperti cara cults mempengaruhimu. Film ini pelan tapi pasti merasuk. Mempengaruhimu dalam keadaan sadar. Memanipulasi emosi dan logika, memancing ilusi.
9. Dum Laga Ke Haisha
Dengan kesederhanaannya bercerita. Mengingatkan pada kata-kata Mas Adi (Tetangga Masa Gitu), bahwa “Pernikahan itu tidak semudah yang ada di kepala kamu, anak muda, pernikahan itu kerja keras.”.
10. 3: Alif Lam Mim
Dengan barisan casts yang solid. Saya masih ingat ketika pertama kali saya menontonnya, saya menangis. Bukan karena filmnya jelek. Justru karena filmnya sangat bagus. Saya senang ada film Indonesia yang mampu menangkap pergerakan action dengan baik (selain The Raid). Dan adegan-adegan slow-motion-nya tak ada yang sia-sia.
( By Annisa Anugra ).
Penggilafilm.com melalui panel " Ocehan Si Gila Film " membuka kesempatan untuk teman-teman gila film bisa berbagi opini mengenail film dengan teman-teman penggila film lainnya. Bisa mengenai review, list film terbaik atau juga opini lainnya yang tentunya berhbungan dengan film. Untuk penggila film yang tertarik berbagi opininya mengenai film dengan teman-teman gila film lainnya lewat penggilafilm.com, bisa mengirim artikelnya ke admin@penggilafilm.com .
