Sunday, October 30, 2016

TIPE-TIPE PENONTON BIOSKOP


Saya pernah membaca sebuah artikel tentang tipe-tipe penonton di bioskop. Ada jenis penonton bioskop yang benar-benar membuat menonton di bioskop tidak nyaman. Saya dan mungkin beberapa penggila film pernah merasakan hal yang sama ketika menonton di bioskop.

Berikut daftar tipe-tipe orang tersebut menurut yang saya perhatikan selama ini.

1. Orang yang tetiba muncul sekitar pertengahan film atau orang-orang yang berjalan keluar sekitar setengah jam film berlalu.

2. Orangtua dengan anak-anak kecil yang membiarkan mereka berjalan mondar mandir dan berteriak.

3. ABG yang menjengkelkan dengan menendang kursi, berbicara dengan suara keras, memaki dan sebagainya.

4. Orang yang tetiba jadi cenayang yang bisa menebak jalan cerita tetapi salah.

5. Orang yang berbicara hampir tanpa henti.

6. Ada oang-orang yang memilih untuk duduk tepat di sebelah meskipun ada cukup kursi tersedia di tempat lain.

7. Orang yang berbicara atau sms hampir tanpa henti di ponselnya.

8. Orang yang menertawakan segala sesuatu di film, bahkan jika bukan film komedi.

9. Orang yang banyak tanya ke temannya karena tidak mengerti filmnya. tipe ini biasanya berkaitan dengan tipe nomor 5.

10. Orang yang memperhatikan penonton lainnya.

Daftar yang terakhir mungkin termasuk saya. Apakah kamu termasuk dari orang-orang tersebut atau ada jenis lainya. Silahkan tulis dikolom komentar. Sumber termeong.com

ULASAN: OUIJA: ORIGIN OF EVIL (2016)


Ouija: Origin of Evil sepenuhnya adalah tindak lanjut dari film Ouija (2014) yang seharusnya tidak perlu ada. Tetapi karena film horor terbilang masih menuai keuntungan besar, itulah sebabnya mengapa sekarang ada prekuel Ouija.

Ini bermula di tahun 1967, seorang ibu bernama Alice (Elizabeth Reaser) hidup dengan membaca nasib dan peruntungan, tapi sayangnya dengan menipu. Putrinya, Paulina (Annalise Basso) dan Doris (Lulu Wilson), membantu ibunya.

Dihadapkan dengan setumpuk tagihan, Alice berinvestasi di papan Ouija untuk mencoba peruntungan. Tapi hal misterius terjadi ketika Doris, anak bungsunya dapat berbicara dan menyalurkan kekuatan gaiab dari sisi lain.



Ada rasa penasaran terhadap asal mula papan permainan supernatural di film Ouija yang rilis tahun 2014, saya pun tertarik untuk menontonnya. Origin of Evil akhirnya berhasil membuat film sebelumnya terlihat lebih bagus.

Film ini terasa sebagian besar terputus-putus, berbagai adegan yang mengagetkan dirangkai dengan narasi yang lambat. Pada satu titik plot, melompat kemudian dipotong dari satu adegan ke cerita yang sama sekali berbeda dengan tujuan menakut-nakuti, tetapi tidak menimbulkan respon yang diinginkan penonton. Saya melihat film cenderung tak bersemangat.



Sutradara Mike Flanagan gagal dan membuat Origin of Evil cukup membosankan. Tidak ada efek yang mengesankan, mengeksploitasi kenangan Holocaust cukup usang dalam artian klise. Pilihan musik tahun 60-an tidak membuat bulu kuduk merinding. Beda dengan lagu pada Insidious, Tip Toe Through The Tulips yang sampai saat ini jika saya mendengarnya akan merinding.

Origin of Evil, yang ditulis oleh Flanagan dan Jeff Howard ini masih membutuhkan penjelasan lagi, mengapa roh jahat mengamati keluarga Zander. Mungkin akan ada prekuel selanjutnya dengan judul Ouija: More Origin of Evil. Tampaknya saya akan menyimpan saja uang saya di dinding jika ada lanjutnya. Diulas oleh termeong.com

Friday, October 28, 2016

ULASAN: TROLLS (2016)


Dalam kisah Trolls dimana para troll yang bahagia terkunci dalam rantai makanan abadi dengan bangsa bergen yang berpikir satu-satunya cara mereka dapat mencapai kebahagiaan adalah dengan memakan troll. Sudah 20 tahun sejak troll melarikan diri untuk membentuk kehidupan baru di hutan rahasia, sehingga mereka mengadakan pesta untuk merayakan.

Dipimpin oleh Putri Poppy (Anna Kendrick), perayaan itu begitu banyak musik, glitter dan pelukan kebahagaian, tetapi itu semua tidak bertahan lama ketika Chef dari kaum bergen (Christine Baranski) menemukan lokasi mereka. Troll paranoid bernama Branch (Justin Timberlake) telah memperingatkan bahwa ini mungkin terjadi, dan cukup yakin bahwa Chef akan menangkap para troll dan dibawa ke kota Bergen untuk diserahkan kepada Raja Gristle (Christopher Mintz-Plasse). Merasa bertanggung jawab, Poppy berencana untuk menyelamatkan mereka para troll yang merupakan temannya, dan Branch awalnya enggan membantunya. Tetapi atas desakan Poppy akhirnya dia membantu Poppy. Mereka juga mendapatkan bantuan dari pembantu kalangan bergen yang sedang mabuk cinta bernama Bridget (Zooey Deschanel).



Layaknya seri animasi seperti Kung Fu Panda, Shrek dan Madagascar pada barisan sekuel tak berujung, DreamWorks telah menggebrak apa yang pasti menjadi hal besar berikutnya dalam animasi anak-anak lewat film Trolls. Juga kali ini membuat film yang tidak hanya animasi tetapi bisa menjadi boneka koleksi atau merchandise lainya. Tampaknya saya akan kembali ke bioskop untuk membeli topper minuman edisi Trolls ini.

Animasi spektakuler dengan setiap detilnya, saya pikir ini sebuah film stop-motion dengan menggunakan boneka. Dengan musik yang cukup membuat terbawa perasaan, saya malah ingin terlibat langsung dalam pelukan per jam karena begitu imutnya para troll. Anak-anak akan sangat muda menyukai film ini, untuk orang tua yang menjaga anaknya saat menonton bisa terhibur dengan lantunan musiknya.


Kendrick dan Timberlake memberikan Poppy dan Branch beberapa nuansa romantis. Kendrick begitu melekat dalam karakter Poppy. Sepertinya Kendrick semakin sukses ketimbang film yang membawanya kedunia akting, Twilight. Para aktor karakter pendukung berinvestasi banyak energi yang gembira meskipun hanya berperan sampingan.

Meskipun sangat sedikit lelucon yang diperuntukan bagi para orang tua dalam film ini, seperti yang dibuat DreamWorks pada Shrek, pesona Trolls tak bisa dipungkiri, pesan-pesannya sangat simpel dan mengena disemua kalangan. Dengan membuka kebahagiaan dalam diri, bisa dilakukan dengan berbicara dengan teman-teman jika merasa sedih, tentu saja akan membawa energi yang baik. Diulas oleh termeong.com

Thursday, October 27, 2016

NOBAR SERIAL THE WALKING DEAD SEASON 7 SETIAP HARI SENIN DENGAN GILA FILM




The Walking Dead musim ketujuh baru saja dimulai sejak tanggal 24 Oktober lalu. Dengan banyaknya permintaan dari teman-teman Gila Film agar bisa mengadakan nobar serial The Walking Dead setiap episode terbarunya seperti nobar serial sebelum-sebelumnya, maka dengan ini dimulai dari Senin tanggal 31 Oktober 2017, Komunitas Gila Film akan mengadakan nobar reguler salah satu serial sejuta umat ini. Nobar ini sendiri diadakan berbarengan dengan nobar Westworld yang sebelumnya sudah menjadi nobar reguler Komunitas Gila Film setiap Senin-nya. Jadi nonton 2 episode dari 2 serial setiap hari Senin ?. Manarik banget bukan ?.  Untuk detail acaranya langsung cek dibawah ini ya.


Lokasi: Gusto Bistro, Epicentrum Walk, Lantai Dasar. Kuningan, Jakarta.

Jadwal: Setiap Hari Senin, Mulai Tanggal 31 Oktober 2106

Jam: 19.00-Selesai

HTM: Gratiiiiissssssss


So udah siap bareng-bareng merasakan nuansa ketegangan menonton episode terbaru The Walking Dead ? Yuk, dari pada nonton sendirian mending bareng-bareng nontonnya dengan sesama Gila Film lainnya. Buat nanya-nyan info lebih lanjut bisa kontak mimin lewat WA di 081280919945 (Zul Guci).


ULASAN: DOCTOR STRANGE (2016)


Doctor Strange adalah kisah seorang ahli bedah saraf berbakat yang arogan, Dr. Stephen Strange (Benedict Cumberbatch), yang hidup glamor. Kehidupannya seketika terhenti saat sebuah kecelakaan mobil yang mengerikan menghancurkan tangannya. Gagal dengan pengobatan modern, membawanya pada pencarian yang diluar bidangnya untuk penyembuhan. Akhirnya dia menemukan jalan ke Kamar-Taj, sebuah lokasi pengobatan misterius di Nepal. Tapi, tempat ini juga merupakan tempat mengajar sebuah ilmu mistik kuno, dan Strange segera dipersenjatai dengan kekuatan magis yang baru diperoleh, memberikan hidupnya sebuah harapan makna baru yang aneh.

Sutradara Scott Derrickson kali ini bertugas menciptakan sebuah realitas yang spektakuler dengan kemungkinan tak terbatas tanpa kehilangan pesonanya. Sayapun sampai lupa bahwa sutradara ini pernah mangarahkan film horor The Exorcism Of Emily Rose, Deliver Us From Evil dan Sinister.



Scott Derrickson dan sinematografer Ben Davis berhasil menekuk CGI sesuai tujuan mereka sendiri, mengamuk dengan visual film dengan ledakan di layar, yang bersaing dengan Christoper Nolan dalam film Inception. Seluruh kota melengkung dan sesekali berbentuk kaleidoskop fantastis. Meskipun narasi film yang berjalan lurus ke depan dan tanpa basa-basi, pada dasarnya Johnny English, tapi dengan sihir, ambisi mereka sangat mengagumkan dan benar-benar mendebarkan.

Cumberbatch adalah pilihan yang tepat berperan sebagai Strange, karakter utama dalam film ini, untuk sebagian besar, dia seorang protagonis dan pusat karismatik dari film ini. Tetapi sebagian besar karakter pendukung, khususnya Karl Mordo (Chiwetel Ejiofor), sang mantan pacar Christine (Rachel McAdams). Mereka adalah aktor yang sangat baik, tapi film ini benar-benar tidak mengeksploitasi mereka dengan baik. Saya bahkan menyukai karakter pendukung yang dilakoni Benediktus Wong sebagai Wong, meskipun porsinya sangat sedikit. Sedangkan Tilda Swinton, adalah hal terbaik dalam film sebagai The Ancient One, meskipun banyak yang kecewa kenapa tidak menggunakan aktor Asia untuk keberagaman film ini.



Selain itu sang antagonis Kaecilius, terlihat tidak mengesankan. Tetapi Mads Mikkelsen menambahkan banyak pemahaman baru pada karakternya. Kaecilius merupakan versi menyesatkan dari Strange. Kedengarannya seperti karakter penjahat yang sama di film-film Marvel, para penjahat yang menyalahgunakan ilmu pengetahuan atau menaklukkan atau bahkan menghancurkan dunia. Dalam Dokter Strange, semua orang berusaha untuk memecahkan masalah yang sama persis, tetapi mereka menafsirkan pemecahan masalah dalam cara yang berbeda. Tidak perlu dengan cara berkelahi dengan koreografer yang bagus.

Ya, meskipun kelemahan cerita terletak pada antagonis yang mudah dilupakan tapi saya rasa disitu letak kelebihan film ini. Doctor Strange berhasil lolos dari cetakan standar film komik Marvel. Kadang bosan juga Saya bukan sebagai antek Marvel, tapi saya suka film ini. Diulas olehtermeong.com

Tuesday, October 25, 2016

MIDNIGHT SHOW SIAP TAYANG DI DUA FESTIVAL FILM INTERNASIONAL










Setelah mendapat sambutan positif di Festival Film di Australia, Stranger With My Face Film Festival, film thriller yang diproduksi oleh Renee Pictures kembali menembus festival film Internasional. Kali ini film yang disutradarai oleh Ginanti Rona ini hadir di dua festival secara berturut-turut, yakni Tokyo Scream Queen Film Festival dan Puerto Rico Horror Film Festival.







Film yang dibintangi oleh Acha Septriasa, Ganindra Bimo, Ratu Felisha, Gandhi Fernando dan sederet aktor lainnya ini mulai ditayangkan di Puerto Rico Horror Film Festival pada tanggal 20-26 Oktober 2016, sedangkan Tokyo Scream Queen Festival mulai 22-28 Oktober 2016.



Gandi Fernando selaku produser menerangkan bahwa menjadi suatu kebanggan dan kehormatan tersendiri mengikuti kedua festival tersebut . “Suatu kehormatan Midnight Show masih dapat ditayangkan di beberapa festival film dunia. Umur film bagi saya bukan hanya untuk di bioskop saja. Meskipun sulit untuk ditayangkan di tv nasional. Tapi film ini umurnya panjang di festival-festival. Peminat thriller-slasher besar sekali secara internasional,” ucap Gandhi yang berperan sebagai Juna.



Usahanya mengenalkan filmnya lebih luas tidak hanya berhenti di sini. Dalam waktu dekat, ia mengungkapkan akan hadir juga di festival film negeri paman Sam. “ Setelah dua festival ini. Rencananya Midnight Show akan ke Winter Film Awards di New York. Karena Tuyul Part 1 menang film horor terbaik awal tahun ini. Maka dari itu produksi Renee diundang lagi untuk berpartisipasi,” ungkapnya.



Lebih lanjut, aktor yang mengambil jurusan akting dan filmmaking di Amerika ini menegaskan pentingnya sebuah festival untuk kemajuan perfilman tanah air, “Festival itu penting sekali untuk kemajuan perfilman Indonesia ke depannya. Selain bisa membantu memberi expose film Indonesia di negara luar, tapi memberi expose pariwisata di Indonesia. Lewat genre apa pun itu, meskipun horor dan thriller.”tutupnya



Tokyo Scream Queen Film Festival adalah festival film di Jepang yang fokus pada genre horor, thriller dan fantasy dan terutama untuk film yang disutradarai oleh perempuan. Sementara, Puerto Rico Horror Film Festival adalah festival film terbesar di Amerika Latin yang dikhusukan genre horor, thriller, fantasy dan sci-fi.





Sinopsis

Bioskop Podium yang tengah dilanda kebangkrutan, mencoba untuk bangkit dengan memutar sebuah film kontrofersial yang sempat ditarik dari peredarannya, berjudul judul “Bocah”. Di malam disertai hujan deras, Naya, beserta tiga pegawai lainnya harus memutarkan film tentang Bagas, seorang anak yang membantai keluarganya sendiri 15 tahun silam. Di tengah pemutaran tersebut, seorang penonton terbunuh. Kemudian, pembunuh tersebut mengurung, serta membantai karyawan dan penonton yang selamat di dalam bioskop.



Wednesday, October 19, 2016

ULASAN: JACK REACHER: NEVER GO BACK (2016)


Sebuah kontarktor keamanan militer dibayar untuk membawa kembali senjata ke Amerika Serikat setelah penarikan tentara dari Afghanistan. Ketika dua polisi militer terbunuh saat menginvestigasi kecurigaan terhadap konvoi pemulangan senjata. Mayor Turner (Cobie Smulders) yang mengomando investigasi itu dipenjara atas tuduhan mata-mata.

Untungnya, penjara militer yang paling ketat adalah tempat menyelinap keluar paling mudah bagi Jack Reacher (Tom Cruise) dan membebaskan Mayor Turner yang merupakan temannya. Merekapun mengumpulkan bukti bahwa Turner tidak bersalah. Mereka dibantu oleh seorang pencuri 15 tahun (Danika Yarosh), yang ternyata ibunya mengklaim Reacher adalah ayahnya.



Mengingat film sebelumnya saya hanya menyaksikan lewat layar televisi, saya menyesal tidak menontonnya di bioskop. Film pertama saya anggap cukup sukses dengan membawa karakter Reacher yang seorang mantan penyelidik militer ke ranah tokoh ikonik, sama halnya dengan Ethan Hunt di Mission Impossible.

Film Jack Reacher: Never Go Back dengan template film konspirasi-militer ini mampu mengimbangi film sebelumnya. Meskipun dengan skenario yang terbilang sama dengan film-film sejenis tapi dengan dialog-dialog yang membajak, sedikit membuat saya tersenyum walaupun disisi lain film ini penuh dengan adegan kekerasan.

Tom Cruise yang dituntut memerankan karakter Reacher dengan keahlian investigasi a la Sherlock Holmes. Tidak diragukan lagi cukup membawa karakter Reacher ke ranah ikonik, bahkan dijamin tidak ada karakter memorable yang melekat pada Cruise yang teringat. Cobie Smulders yang dikenal dalam How I Met Your Mother tampaknya masih terkesan terbawa akan karakternya di The Avengers. Karakter yang diperankan disini dipersiapkan untuk membangun kemistri dengan Reacher tidak terpenuhi tapi pesan bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri dan harus saling bantu-membantu perlu digarisbawahi, itu tertuang dia awal film ketika telpon berdiring.


Ada catatan untuk karakter Samantha Dayton yang diperankan Danika Yarosh. Karakterisasi Samantha yang diperankannya cukup menggambarkan garis besar karakter Reacher dalam suatu dialog di mobil. Meskipun fakta bahwa dia sangat terbuang dalam subplot ayah-anak yang kikuk dan klise sebelum akhirnya diselesaikan dengan cara paling antiklimaks.

Secara keseluruhan Jack Reacher: Never Go Back dengan jalan cerita yang mudah diikuti dan menawarkan banyak aksi akan sangat mudah disukai dan saya pun menyikainya. Untuk itu saya masih menginginkan satu film lagi untuk ditonton di bioskop. Diulas oleh termeong.com

Friday, October 14, 2016

ULASAN: THE ACCOUNTANT (2016)


Banyak orang tidak suka Ben Affleck, untuk alasan apa pun, masa lalunya, keberanian untuk memerankan Batman dan lain-lain. Kali ini Affleck mencoba menjadi karakter mesin pembunuh yang sering dimainkan teman baiknya Matt Damon.

Plot dimulai ketika Ray King yang diperankan J. K. Simmons yang merupakan Direktur Divisi di Departemen Keuangan dibantu oleh analis keuangan berkepala dingin agen Medina (Cynthia Addai-Robinson), ingin melacak seorang akuntan misterius, seorang freelancer yang membantu bandar narkoba paling keji di dunia untuk sebuah pembukuan keuangan. Christian Wolff adalah seorang akuntan, mengambil pekerjaan untuk menganalisis keuangan yang berantakan dari sebuah perusahaan robotika yang didirikan oleh Lamar (John Lithgow). Akuntan perusahaan, yang diperankan oleh Anna Kendrick, telah menemukan beberapa penyimpangan keuangan jutaan dolar. Ketika karakter Kendrick, Dana terancam, Wolff dipaksa untuk meninggalkan zona nyamannya dan menjadi penyelamat-pelindung.



Sebagai Wolff, Affleck mempertahankan wajah batunya. Dia tidak punya banyak dialog. Perannya tampaknya menjadi perkawinan antara Rain Man dan Batman. Simmons, menghabiskan sebagian besar waktu layarnya menawarkan eksposisi, seakan plotline yang begitu rumit sehingga dia perlu untuk menjelaskan kepada penonton. Disisi positif, Kendrick menjadi penyeimbang dari film ini dengan masih membekasnya wajah komedinya.


Kilas balik terus dimanfaatkan oleh sutradara Gavin O'Connor untuk memberitahu tentang masa lalu Wolff di mana ayahnya ingin dia menjadi sesuatu yan berbeda, luar biasa dan mandiri. Ini mungkin satu-satunya teknik narasi untuk menunjukkan latar belakang yang emosional dari Wolff. Apalagi ketila kilas balik Ray King Si Ayah yg Baik mencoba membangun klimax tapi kehilangan momentum pada akhir babak.

The Accountant tampaknya mencoba untuk melakukan sesuatu yang sedikit provokatif dengan membuat karakter utamanya autis, dengan alasan bahwa orang-orang dengan kondisi ini mampu menjadi pahlawan. Itu patut dipuji. Diulas oleh termeong.com

Wednesday, October 12, 2016

ULASAN: INFERNO (2016)


Saya adalah pembaca dan penikmat tulisan-tulisan Dan Brown dan cukup mengikuti saga novel yang berkisah Robert Langdon. Mulai dari Angels & Demons, The Da Vinci Code dan The Lost Symbol saya telah baca novelnya. Tetapi untuk Inferno saya belum sempat membaca novelnya. Bisa dikatakan saya bagaikan kanvas kosong ketika menonton Inferno. Dengan standar kedua film sebelumnya saya cukup berkespektasi dan menaruh harapan kepada Ron Howard apakah bisa mengimbangi atau malah jatuh ke neraka Inferno?

Jadi setelah peristiwa The Da Vinci Code dan Angels & Demons, sesuai kronologikal film, kembali sebuah tantangan besar bagi ahli simbologi Robert Langdon (Tom Hanks) di Firenze, Italia. Di mana dia terbangun di sebuah rumah sakit dan bertemu dengan dokter Sienna Brooks (Felicity Jones), memberitahukan bahwa Langdon kehilangan ingatannya. Sebelum dia sepenuhnya mengingat kembali dan memahami situasinya, seorang polisi wanita muncul di rumah sakit dan memberondong beberapa tembakan kearah ruangan dimana Langdon dirawat, tetap sang profesor Harvar ini lolos berkat keberanian Sienna.

Ketika Sienna membawa Langdon ke flatnya, segera Langdon mengingat lembali apa yang terjadi. Penglihatan-penglihatan akibat luka bentur di kepala membawa mereka untuk mengartikan petunjuk yang mengarah kepada penyair kuno terkenal Dante. Mereka pun akhirnya mendapat petunjuk dan menyadari ada orang dengan ide gila yang baru saja mati, Bertrand Zobrist (Ben Foster), yang punya rencana melepaskan virus global mematikan yang akan menghapus sebagian besar dari populasi dunia. Sementara itu dia mungkin telah mati, tapi virus masih ada, dan itu yang memberikan Langdon sebuah tantangan untuk mencegahnya.



Dengan pola yang sama seperti predesornya, Inferno tampaknya tidak memberi lebih sebagaimana yang saya harapkan. Tampaknya penulis skenario film ini, David Koepp juga lupa ingatan bahwa kekayaan dari Robert Langdon adalah simbologi. Tidak banyak pemecahan kode-kode maupun trivia singkat yang ditawarkan. Sejam lebih saya dibawa lari menyusuri kota Firenza tanpa dipandu dengan celotehan Langdon tentang tempat-tempat bersejarah dan itu membuat bosan, berturut-turut Langdon harus bermasalah di kota-kota Eropa. Saya sempat berpikir ini bakal keren bila The Lost Symbol yang diangkat lebih dulu ke layar bioskop.

Dengan berkurangnya kekuatan super ahli simbologi Langdon, Felicity Jones tampaknya mengambil alih sebagian besar peran. Disini Jones lebih dari sekedar seorang wanita yang biasanya dalam film-film Robert Langdon hanya sebagai pelengkap. Sementara itu aktris Denmark Sidse Babett Knudsen, yang sempat beradu akting dengan Hanks di A Hologram for The King adalah karakter tambahan yang menarik untuk saga ini. Berperan sebagai kepala Organisasi Kesehatan Dunia, yang juga memiliki kaitan masa lalu dengan Langdon.


Yang menarik diluar kisah ini adalah bagaimana keberagaman pemain merupakan salah satu poin lebih. Bintang India Irrfan Khan yang karismatik sebagai kepala sebuah perusahaan keamanan swasta, aktris Rumania Ana Ularu yang cukup mencolok, tampaknya akan bersinar kedepannya seperti aktor Paul Bettany yang berperan sebagai Silas di The Da Vinci Code. Ada juga Omar Sy yang semakin menambah keberagaman itu.

Dengan plot twist yang melodramatis serta ending yang cukup mendebarkan, meskipun begitu saya rasa Inferno tidak dapat menyaingi kedua film sebelumnya dengan hanya mengandalkan kejar-kejaran di galeri dan museum. Pada akhirnya, bahkan Hanks terlihat sedikit bosan juga. Diulas oleh termeong.com

Tuesday, October 11, 2016

ME VS MAMI, FILM KOMEDI ANTARA IBU DAN ANAK DALAM KEMASAN ROAD MOVIE





Salah kebetulan yang unik, belum sebulan jaraknya kita melihat Cut Mini di layar bioskop memerankan peran sebagai seorang Ibu berkarakter kuat lewat film Athirah. Dan tanggal 20 Oktober nanti kita akan kembali bisa menyaksikan Cut Mini memerankan seseoang Ibu yang selalu berkonfrontasi dengan putri tunggalnya dalam film 'Me vs Mami'. Perbedaan dari 'Athirah' dan 'Me vs Mami' ada pada genrenya. Jika Athirah adalah film kental akan drama, maka Me vs Mami film yang 85% isi kontennya adalah komedi.


'Me vs Mami' sendiri bercerita tentang Maudy (Cut Mini) seorang ibu yang tidak memiliki banyak waktu untuk putrinya Mira (Irish Bella). Hal inilah yang sering membuat mereka tidak akur. Hingga suatu hari Uci, nenek buyut Mira (Nenek dari almarhum Ayah Mira) yang sedang sakit keras meminta Mira dan Maudy menjenguknya di Payakumbuh, Sumatera Barat. Dari perjalanan inilah banyak kejadian-kejadian konyol yang menimpa anak dan ibu ini yang makin meruncingkan ketidak-akuran mereka yang akan mengocok perut penonton hingga membuat bersimpati diakhir film.


Film 'Me vs Mami' karya sutradara Ody C Harahap (Skakmat, Kapan Kawin) yang sebelumnya sudah melahirkan film-film komedi akan mengajak penonton tidak hanya terhibur di setiap adegan film, tapi juga akan membawa pulang sebuah pesan mengharukan dari kisah ibu dan putrinya. Selain itu, mata penonton akan dimanjakan dengan pemandangan indah dibeberapa kota Sumatera Barat.


Selain Irish Bella dan Cut Mini, film Me vs Mami juga dibintangi oleh Dimas Aditya, Mike Lucock, Gading Martin, Selvy Kitty, Pierre Gruno, Anwar dan Eliza. Film Me vs Mami mulai dapat disaksikan di bioskop Indonesia mulai tanggal 20 Oktober 2016.







BID'AH CINTA, FILM RINGAN TIDAK SEBERAT JUDULNYA




Setelah terakhir kali muncul dengan film bertema bencana berjudul 'Bangkit', Kaninga Pictures kali ini saat ini sudah mempersiapkan film lainnya yang saat ini memasuki proses editing berjudul 'Bid'ah Cinta' dan direncanakan tayang awal tahun 2017.



Bid'ah Cinta bercerita tentang hubungan dua insan yang dibalut dengan persoalan pemahaman agama. Kemal (Dimas Aditya) yang jatuh cinta pada Khalida (Ayushita). Hubungan mereka terbentur masalah keluarga masing-masing yang memiliki pandangan saling bertolak belakang terhadap praktik-praktik keislaman. Nurman Hakim (3 Doa, 3 Cinta, The Window) sutradara dari film ini mencoba mengangkat fenomena bid'ah yang kerap jadi polemik di masyarakat, lalu d kemas secara ringan.



Mengenai judulnya yang terkesan film Bid'ah Cinta adalah film yang sensitif atau berat, Nurman Hakim mengungkapkan di saat press conference peluncuran poster dan trailer Bid'ah Cinta, "Bagi saya, ini bukan tema sensitif. Bid'ah merupakan soal abadi. Sudah akrab di kalangan masyarakat muslim. Dan beberapa tahun belakangan ini, isu bid'ah menghangat di kalangan masyarakat islam".

Selain Dimas Aditya dan Ayushita, film in juga didukung oleh aktor dan aktris lainnya seperti Dewi Irawan, Alex Abbad, Jajang C.Noer, Ibnu Jamil, Tanta Ginting, Karlina Inawati, Khiva Iskak, Fuad Idris, Ronny P. Tjandra dan Yoga Pratama. Kita tunggu bagaimana hasil akhir film ini yang makin terasa kuat ponasinya dengan alunan lagu soundtrack berjudul 'Pelangi Di Langit Senja' yang dinyanyikan oleh Letto.









ULASAN: STRANGER THINGS (TV SERIAL)



Serial keluaran Netflix terbaru berlatar era 80-an di kota kecil bernama Hawkins, Stranger Things bercerita tentang Will Byers anak biasa yang cupu hilang tanpa jejak. Namun Joyce, sang ibu, masih percaya bahwa Will masih hidup. Bersama dengan Chief Hooper mereka menyelidiki kasus tersebut.



Tak ingin diam saja, teman-teman sepermainan Will Byers, yaitu Mike, Lucas, dan Dustin memutuskan untuk ikut mencari keberadaan Will dengan cara mereka sendiri. Di sisi lain, gadis bernama Barbara pun ikut menghilang secara misterius. Dirundung perasaan bersalah atas hilangnya sahabatnya itu, Nancy yang ditemani oleh Jonathan (kakak Will Byers) pun ikut mencari petunjuk atas peristiwa tersebut. Kejadian-kejadian aneh berbumbu supranatural menuntun ketiga tim tersebut pada janggalnya sosok gadis misterius yang tiba-tiba hadir di saat yang bersamaan dengan hilangnya Will.






Pada dasarnya Stranger Things termasuk dalam kategori TV Serial medioker. Meskipun sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi serial yang menarik, sayangnya tidak ada hal istimewa untuk ditampilkan. Hanya sekadar menjual nostalgia era 80-an karena berlimpahnya referensi-referensi pop culture dari era tersebut, tidak menyajikan sesuatu yang baru, menarik, maupun istimewa baik dari segi cerita, dialog, maupun penggambaran makhluk. Satu serial yang sangat over-hyped dan over-rated.



Pertemanan bocah-bocah nerd a la film Stand by Me (dir. Rob Reiner, 1986), The Goonies (Richard Donner, 1985) dan E.T the Extra-Terrestrial (dir. Steven Spielberg, 1982), konspirasi pemerintah seperti X-Files, karakter Eleven yang mirip campuran tokoh manga Tetsuo Shima (Akira) dengan Charlie (Firestarter, dir. Marl L. Lester), penggambaran makhluk yang semacam perpaduan monster dari film Alien, Aliens, dan Resident Evil, juga terdapat referensi era millennium seperti penggambaran dunia dari dimensi lain yang mengingatkan penonton pada Under the Skin (dir. Jonathan Glazer, 2013), dan masih panjang lagi daftar yang bila disebutkan semua akan memakan banyak halaman. Katakanlah bahwa Stranger Things terinspirasi pada film-film yang disebutkan diatas, atau katakanlah merupakan penghormatan atas film-film genre sci-fi era 80-an, nyatanya terlihat seperti kliping hasil kumpulan film-film sci-fi. Entah apapun itu maksud yang diinginkan creator serial ini.



Belum lagi pemakaian template cerita yang sudah sering digunakan pada genre sejenisnya. Satu tokoh yang menghilang secara misterius, tapi masih ada orang terdekat yang satu-satunya percaya bahwa dia masih hidup, check. Sekumpulan anak nerd yang sering di-bully, check. Seorang gadis tipe straight A student yang menyukai pria populer, check. Tapi si gadis lebih senang bertualang dengan pria lain yang weird, check. Seakan sebuah kewajiban untuk menghadirkan template terkonyol pun ada, yaitu ketika ada hal menakutkan, bukannya lari atau minta bantuan justru didekati. Dan yang teramat sangat saya benci adalah orang-orang yang seharusnya tidak punya kewajiban untuk turun tangan, malah sok-sok an untuk ikut ambil bagian yang justru memperkeruh keadaan. Penonton butuh sesuatu yang belum pernah disuguhkan sebelumnya.



Ditambah lagi terlalu banyak background story yang tidak penting, seakan untuk memenuhi durasi tiap episodenya. Hal tersebut justru membuat tidak ingin berempati pada karakter-karakter yang ditampilkan. Ingin mendramatisir namun tiap kali melakukannya selalu gagal. Winona Ryder terlalu berlebihan memainkan karakter Joice, terlalu histeria. Bocah-bocah yang sayangnya diberikan dialog yang bukan untuk diucapkan anak seumuran itu. Bukan tipe dialog yang terlalu dewasa, namun kurang identik dengan anak-anak. Contohnya dialog-dialog Lucas yang terlalu aneh dan menyebalkan untuk didengar, tidak cocok diucapkan. Tentu mereka pastinya dapat menginterpretasikan dialog serius, hanya saja pemilihan katanya harus tepat. Mungkin writer series ini perlu observasi lebih lanjut mengenai hal tersebut. Satu-satunya karakter menarik hanyalah Steve. Walaupun sepertinya Steve hanyalah karakter yang dibuat untuk dibenci penonton, sehingga karakternya kurang dikembangkan.


(By Annisa Anugra)



Sunday, October 9, 2016

DENGAN HTM 10.000, BISA NOBAR SPECIAL SCREENING FILM CADO CADO



Holaaa Gila Film, tidak bosan-bosannya kita mengajak teman-teman Gila Film untuk gabung di setiap event acara nonton bareng Komunitas Gila Film. Dan kali ini kita mengajak kalian untuk bisa gabung dalam acara 'Nobar Special Screeninga Catatan Dodol Calon Dokter'. Acara nonton barengnya sendiri diadakan sebelum filmnya tayang loh. Menarik banget bukan ?. Belum lagi HTM yang hemat kantong bangeeeeet. So, langsung aja cek detail acaranya dibagian poster bawah ini:



Udah cukup jelas bukan info yang diatas ?. So langsung aja kontak mimin untuk pendaftaran. Kapan lagi bisa ikutan special screening bisa sehemat ini ?

Tuesday, October 4, 2016

NONTON BARENG PINKY PROMISE DI 11 KOTA INDONESIA




Holaaaaaa Gila Film semuanya. Ada kabar gembira nih buat teman-teman Gila Film semuanya. Yaitu kita akan mengadakan nonton bareng 'Pinky Promise' di 11 kota dengan para cast filmnya. Bekerjasama dengan komunitas-komunitas yang tergabung dengan AKOFI (Asosiasi Komunitas Film Indonesia). Kota mana aja sih yang diadakan acara nonton barengnya dan siap aja cast yang akan hadir ke kota teman-teman Gila Film diami saat ini ?. Langsung aja cek jadwalnya dibawah ini untuk detail acara, jam, lokasi, HTM nonton bareng dan nomor pendaftarannya:



KAMIS 13 OKTOBER 2016

JAKARTA:

DAAN MOGOT | SHOW 3 | HTM 25K |
PESAN TIKE KE WHATSAAP 0899-9901-409
CAST AGNI P, RINGGO


JAKARTA:

BLOK M SQUARE |
SHOW 4 | 25K |
PESAN TIKET KE WHATSAAP 0878-8577-2005
CAST DERBY ROMERO, CHELSEA ISLAN, EKA DELI


CILEGON: 

Ramayana Mall XXI |
SHOW 3 | HTM 30K |
PESAN TIKET KE WHATSAAP 0812-8091-9945 |
CAST DEA SETO, DHEA ANANDA



SABTU 15 OKTOBER 2016

MAKASSAR:

PANAKUKANG 21 |
SHOW 3 | HTM 40 |
PESAN TIKET KE WHATSAAP 0812-8091-9945 |
CAST DEA SETO, DHEA ANANDA



BANDUNG :

BRAGA SHOW 2 | HTM 35K |
D EMPIRE BIP | SHOW 3 |
PESAN TIKET KE WHATSAAP 0856-8510-630
CAST IRA MAYA SOPHA, CHELSEA ISLAN, AGNI P


CIREBON :

GRAGE 21 | SHOW 3 | HTM 40K |
PESAN TIKET KE WHATSAAP 0812-9316-8800 |
CAST RINGGO, SUTAN.S


MINGGU 16 OKTOBER 2016

BEKASI:

MEGA BEKASI XXI | SHOW 3 | HTM 35 |
PESAN TIKET KE WHATSAAP 0812-2236-405 |
IRA MAYA SOPHA, CHELSEA ISLAN, RINGGO, AGNI P


MAKASSAR: 

TSM MAKASSAR | SHOW 2 | HTM 60K |
PESAN TIKET PESAN TIKET KE WHATSAAP 0812-8091-9945
CAST DEA SETO, DHEA ANANDA



KARAWANG:

BLITZ FESTIVAL WALK | SHOW 3 | HTM 35K |
PESAN TIKET KE WHATSAAP 0812-8091-9945 |
CAST SUTAN.S


SENIN 17 OKTOBER 2016

SURABAYA: 

SUTOS XXI | SHOW 3 | HTM 30K |
PESAN TIKET KE WHATSAAP 0812-8091-9945 |
CAST DEA SETO, DHEA ANANDA, CHELSEA ISLAN


MEDAN:

PALADIUM 21 | SHOW 3 | HTM 30K |
PESAN TIKET KE WHATSAAP 0812-8091-9945 |
CAST DERBY ROMERO, AGNI P, GUNTUR



SELASA 18 OKTOBER 2016

BOGOR: 

CIBINONG CITY MALL XXI | SHOW 3 | HTM 30K |
PESAN TIKET KE WHATSAAP 0813-8319-5273 |
CAST AGNI P, GUNTUR, CHELSEA ISLAN


SURABAYA:

ROYAL | SHOW 3 | HTM 30K |
PESAN TIKET KE WHATSAAP 0812-8091-9945 |
CAST DEA SETO, DHEA ANANDA



RABU 19 OKTOBER 2016

TANGERANG: 

CBD XXI | SHOW 3 | HTM 25K |
PESEN TIKET KE WATSAAP 0878-8577-2005 |
CAST DEA SETO, DHEA ANANDA


KAMIS 20 OKTOBER 2016

DEPOK: 

PLAZA DEPOK | SHOW 3 | HTM 30K |
PESAN TIKET KE WATSAAP 0899-9901-409 |
CAST DEA SETO, DHEA ANANDA



Bagaimana ? Salah satu kota Gila Film menjadi salah satu kota ang akan kita jadikan acara nonton bareng ?. Jika iya, jangan mikir lama-lama lagi, langsung kontak nomor-nomor yang sudah ada tertera pada info untuk pendaftaran. Dan sampai ketemu di acara nonton bareng :).