Meskipun sudah berulang kali mengalami kegagalan dalam mengadaptasi anime/manga ke dalam visual versi. Sepertinya tidak ada kata kapok bagi 'Hollywood'. Setidaknya tahun ini 2 film adaptasi anime yang dibuat versi hollywoodnya. Selain Ghost In The Shell, bulan Agustus nanti akan ada Death Note yang tayang di Netflix. Doa kita sebagai penikmat film dan fanboy versi originalnya ?. Semoga dosa terbesar hollywood yang mereka lakukan pada Dragon Ball Z tidak akan terulang.
Kritikan pedas selalu menemani produksi film ini, mengganti wajah asia karakter utamanya dengan Scarlett Johansson. Lalu hujan kritik sedikit bisa diredam ketika trailer pertamanya rilis. Perlahan hujan kritik dari calon penonton itu berganti dengan rasa optimisme film yang disutradarai oleh Rupert Sanders (Snow White & The Huntsman) ini. Visual futuristik yang sangat megah yang kita lihat di trailer tak terbantahkan sangat mengagumkan. Dan sekarang, filmnya pun sudah tayang. Lalu bagaimanakah hasilnya ?
The Major (Scarlett Johansson) adalah seorang agen cyborg yang hidup di era tahun 2029 dimana robot-robot dengan kecerdasan buatan hidup berdampingan dengan manusia. Batas antara manusia dan teknologi jadi semakin kabur ketika ditemukannya cara mengkombinasikan otak manusia dengan tubuh robot dan Major mewakili dan pelopor teknologi seperti itu.Didampingi partnernya Batou (Pilou Asbaek), Major yang bekerja untuk Public Security Section 9 memiliki kewajiban untuk menghentikan kejahatan yang dilakukan oleh hacker terkenal, Kuze dan mengantisipasi pergerakan dari penjahat misterius yang ingin menghancurkan perkembangan teknologi dari Hanka Robotic. Dalam segala penyelidikan yang dilakukan untuk menangkap Kuze , Major seperti perlahan Major seperti mengumpulkan puzzle mengenai masa lalunya tidak pernah dia ingat. Siapakah sebenarnya Major sebenarnya ?
Untuk yang tidak pernah mengikuti versi serial atau film dari animenya, berusaha keras untuk memahami plot cerita mengiringi sampai pertengahan film ketika sampai akhirnya misteri Major terjawab. Jika kamu bisa bertahan sampai waktu itu, maka sudah dijamin kamu akan menikmati dari setengah sisa durasi. Terlebih untuk penikmat film action yang harus bersabar untuk bisa melihat adegan aksinya. Kekhwatiran penonton jika Ghost In The Shell mengikuti jejak buruk hollywood mengadaptasi anime menjadi sebuah film tidak terbukti (kecuali mengganti wajah asia Major menjadi barat). Dengan visual kota Tokyo di tahun 2029 yang sangat luar biasa (mengingatkan kita dengan Blade Runner) yang sangat memanjakan mata, sangat disayangkan jika tidak ditonton di bioskop.