Kong, apa yang tersirat ketika mendengarkan sebuah judul film tersebut? Film aksi yang meneganggkan (checked), film denganvisualisasi yang menarik (checked), film yang menampilkan pertarungan antara monster dan monster (checked), film yang menampilkan aksi heroic yang sangat klimaks (checked) dan film seru yang asik banget ditonton bareng teman (checked). Semua ada di film terbaru Kong: Skull Island yang merupakan rangkaian universe (dinamakanLegendary's MonsterVerse)setelah film Godzilla padatahun 2014 lalu.
Para ilmuwan Bill Randa (John Goodman) dan Houston Brooks (Corey Hawkins) mendapatkan lampu hijau untuk melakukan survei di sebuah pulau antah berantah yang terletak di Asia Tenggara (South Pacific) yang diberi julukan Skull Island. Bill Randa terkadang menyebutnya dengan nama"the land where God did not finish creation". Mereka tiba dengan rombongan yang terdiri dari sang fotografer anti perang yang pemberani Mason Weaver (Brie Larson), tracker yang handal dari Inggris James Conrad (Tom Hiddleston) dan pengawalan militer yang dipimpin oleh LetnanKolonel Preston Packard (Samuel L. Jackson)beserta anak buahnya. Ketika itu Letkol Packard sudah mempersiapkan diri untuk pulang meninggalkan Vietnam atas perintah Presiden Amerika.
Cerita bergerak maju dengan alur yang cepat ketika para rombongan tersebut sampai di pulau yang sulit untuk dijangkau,helikopter yang mengangkut mereka terhadang raksasa berbentuk gorilla yang sangat buas dan tentu saja raksasa yang ditakuti olehbanyak orang, Kong. Kong hanyalah melindungi rumahnya. Rombongan tersebut terpisah dan ada sebagian yang bertemu dengan peradaban lokal masyarakat setempat yang ternyata dilindungi oleh Kong. Tetapi bukan hanya itu yang mengejutkan, ketika rombongan James Conrad dkk bertemu Hank Marlow (John C. Reilly), seorang pilot Perang Dunia II yang sudah terdampar lama sejak 1944. Marlow sudah hidup di antara penduduk asli dan menegaskan bahwa Kong adalah raksasa baik, yang melindungi mereka dari orang-orang dengan niat yang jahat, bahkan lebihburuk, dari makhluk yang dinamakan Skullcrawlers. Dan dia tidak berbohong.
Film ini bersetting pada tahun 1970-an, ketika perang Vietnam berakhir dan cerita berfokus di lokasi Pulau Skull. Penonton akan kecewa kalau mereka mengharapkan Kong akan mengikuti predensor-nya, yaitu Kong yang menapaki gedung-gedung tinggi yang ada di Amerika. Tidak, fokus dalam film ini adalah perkenalan kepada raksasa yang sensitif dan baik hati. Bagaimana para penonton akhirnya bersimpatik kepada karakter Kong. Seperti pada umumnya seekor Kera, Kong tidak menunjukkan banyak kepribadian, tidak seperti yang dilakukannya dalam beberapaversi, walaupun begitu dia binatang yang mengesankan, dan itu adalah bagian terbaik dari film.
"Kong: Skull Island" memiliki banyak pertempuran adu nyali bahkan pertumpahan darah, ditambah lagi tanpa ada adegan aksi yang berlebihan, praktis dan mampu membuat penonton tercengang dan terasa menegangkan. Pengambilan gambar yang di-shot pemandangan di lokasi di Hawaii, Australia dan Vietnam menghasilkan nuansa indah tetapi sekaligus terasa asing. Belum lagi makhluk raksasa lainnya yang tidak terduga muncul baik itu buas atau jinak. Versi 3-D dari film ini cukup menegangkan dengan beberapa aksi yang terkesan pop up dan mengejutkan para penonton. Tidak perlu diragukan lagi mengenai visual effect dan sinematografi, begitu juga dengan editing yang pas tanpa berkesan draggy.
Dengan semua perhatian pada visual effect dan sinematografi, jelas ada energi yang tersisa untuk memberikan kepribadian pada karakter. Para prajurit bawahan Letkol Pickard adalah makanan ringan bagi Kong. Samuel L. Jackson melakukan variasi pada karakternya Nick Fury dari Marvel superhero film, tetapi dengan dendam yang membara. Hiddleston memliki kesan yang tidak jauh berbeda dari “The Night Manager” seperti ingin memberikan kesan, bahwa dialah yang pantas menjadi The Next James Bond. Goodman dan Hawkins hanya sedikit mendapatkan peran dan tidak mampu mencuri perhatian penonton. Hanya John C. Reilly diantara jajaran para karakter pria yang mampu menarik perhatian penonton dengan joke, quote dan karaternya yang sedikit nyentrik.
Karakter wanita di film ini justru lebih buruk, memang hanya ada 2 karakter wanita. Aktris Asia Jing Tian memiliki hanya beberapa baris percakapan sebagai ahli biologi; penonton mungkin bertanya-tanya mengapa dia repot-repot untuk bergabung rombongan ini. Brie Larson, yang diakui para kritikus atas perannya di "Room," hanya mendapatkan kesan sebagai pemanis untuk meningkatkan sensitifitas Kong terhadap manusia pendatang. Yah, setidaknya Brie Larson, tidak diminta untuk melakukan yang Fay Wraydan Naomi Watts lakukan,menjerit sehisteris-histerisnya. Larson memang memberikan kesan wanita tangguh di film ini.
Setiap film pasti ada plus dan ada minusnya. Walaupun begitu, sangat diharapkan bahwa sutradara Jordan Vogt-Roberts danpenulis Dan Gilroy serta Max Borenstein akan kembali menyutradarai serta menulis film yang telah diramu menjadi sebuah film dengan tontona nmenarik, asik serta seru. Tanpa menonjolkan kelebihan yang berlebihandari film-film Kong sebelumnya.
Baik atau tidak, apabila ada pihak/orang/makhluk asing yang mengganggu wilayahmu, pasti kau akan melindungi wilayahmu, dengan segala cara. Itulah inti cerita dari film “Kong: Skull Island”. Dia adalah gorilla raksasa yang akan menjadi ancaman bagi umat manusia, tetapi dia akan melindungi apa yang seharusnya dia lindungi. Sebuah kisah yang klise tetapi penuh dengan pesan positif.
Overall: 4/5.