Plot cerita Justice League melanjutkan apa yang sudah terjadi pada ending BVS. Didorong oleh rasa bersalahnya yang ingin membunuh Superman yang ternyata salah setelah pengorbanan mulia Superman, Batman(Ben Affleck) mengumpulkan bantuan sekutu barunya Wonder Woman (Gal Gadot), Aquaman (Jason Momoa), Cyborg (Ray Fisher) dan The Flash (Ezra Miller) untuk menghadapi musuh yang jauh lebih berbahaya. Mereka bersatu menghadapi ancaman baru yang telah bangkit. Musuh dengan kekuatan yang jauh lebih besar yang belum pernah mereka hadapi, yang membutuhkan seorang Superman untuk bisa menghadapinya yang dimana sudah tewas.
Wajar jika kamu salah satu yang kecewa dengan BVS akan merasa was-was dengan hasil Justice League dengan segudang masalahnya selama produksi. Jadi apakah harus merendahkan ekspetasi sebelum menontonnya ? Saya rasa tidak perlu, setidaknya itu berhasil buat saya. Film ini sangat memuaskan yang mampu menghilangkan kekecewaan saya pada BVS.
Mengenai durasi yang dipotong drastis yang sempat membuat khawatir yang akan berakibat tidak kuatnya pengenalan karakter yang pertama kali muncul seperti The Flash, Aquaman dan Cyborg sama sekali tidak terbukti. Durasinya yang dua jam sangat terasa padat. Fondasi pengenalan tiga karakter baru sudah cukup bisa dibangun dengan baik lewat adegan demi adegan.
Beberapa hal minus memang masih bisa ditemui, terutama spesial a pada efek yang masih terasa kasar, terutama disetiap adegan-adegan Steppenwolf muncul. Bisa jadi ini imbas dari reshoot yang dilakukan Josh Whedon. Sementara untuk kebalikannya, nilai plus ada spesial efek pada Atlantis yang sayang tidak terlalu banyak diperlihatkan.
Masuknya nama Josh Whedon sangat terasa pada setiap joke atau adegan komedi yang ada dalam film ini, tetapi bukan berarti menghilangkan unsur Zack Snyder. Justice League adalah hasil kombinasi yang unik dari dua sutradra ini. Secara keseluruhan buat saya Justice League ada versi live action dari animasi/komik Justice League New 52 yang sangat menyenangkan dibaca ataupun ditonton.