10 tahun sudah Marvel Cinematic Universe (MCU) mewarnai tontonan kita. Hanya absen tahun 2009, lalu setiap tahunnya film-film dari MCU selalu akan menjadi masuk dalam daftar tontonan kita. Sebuah universe yang makin besar ini akan ditambah lagi dengan film solo hero mereka. Kali ini 'Black Panther' yang mendampat kesempatan untuk unjuk gigi membuat penonton akan makin terasa terikat dengan MCU.
Film solo Black Panther ini dibintangi oleh Chadwick Boseman, Michael b. Jordan, Lupita Nyong'o, Danai Gurira, Martin Freeman dan Forest Whitaker. Sementara kursi sutradara diduduki oleh Ryan Coogler yang menarik perhatian studio-studio karena berhasil lewat 2 film pertamanya yang berjudul Fruitvale Station (2013) dan Creed (2015). Black Panther adalah film ketiga Ryan Coogler sebagai sutradara. Sebuah lompatan karier yang cukup menganggumkan bagi Ryan Coogler yang masih tergolong baru. Dan lewat Black Panther, Ryan Coogler kembali bekerja sama dengan Michael B. Jordan untuk ketiga kalinya secara berturut-turut.
Seperti yang kita tahu, Black Panther sebelumnya sudah muncul dan diperkenalkan dalam Captain America 3: Civil War. Plot cerita akan dimulai setelah event Civil War. Tewasnya sang Ayah yang juga merupakan raja dari Wakanda membuat T'Challa secara otomatis diangkat menjadi raja selanjutnya. Sebagai Raja baru dari Wakanda, T’Challa (Chadwick Boseman) masih bergumul mengenai perasaannya atas meninggalnya sang ayah, T’Chaka (John Kani). Namun ia kemudian memutuskan untuk meneruskan perjuangan sang ayah. Ditengah-tengah usaha T'Challa menjadi raja yang baik, T'challa menemukan rahasia masa lalu sang Ayah yang membuatnya ragu bisa menjadi raja yang baik. Disaat bersamaan Wakanda berada dalam ancaman dua musuh berbahaya yang dapat mengancam keselamatan negara, Black Panther berusaha membuktikan diri sebagai raja sejati Wakanda.
Megah, itulah kesan yang didapatkan ketika pertama kali kita diajak ke dalam negeri Wakanda. Bangsa luar yang diceritakan tidak tahu apa-apa mengenai Wakanda sama halnya dengan penonton film ini. Sangat mengingatkan ketika kita pertama kali melihat visualisasi Asgard pertama kali lewat film Thor pertama. Dan lewat sebuah adegan pembuka kita akan mengetahui alasan kenapa Wakanda menutup diri dari dunia luar yang tidak terjelaskan di Captain America: Civil War.
Oke, beralih ke plot cerita. Sedkikit berbeda dengan tone-tone film MCU lainnya, Black Panther mempunyai alur cerita yang sedikit lambat. Tetapi kata 'lambat' disini bukan berkonotasi negatif dalam hal membosankan, tetapi lebih untuk pengkuatan cerita dan karakter-karakter yang ada dalam film ini. Jadi ketika keluar bioskop kamu akan mempunyai 3-5 karakter terfavorit dalam satu film yang sama. Hal yang jangan jarang terjadi bukan ?.
Jika sampai mempunyai 3-5 karakter terfavorit dalam satu film tentunya pemain-pemain yang terlibat menampilkan peforma terbaiknya dalam memerankan karakter mereka masing-masing. Selain Chadwick Boseman yang seakan karakter King Wakanda tercipta untuk dia, ada Letitia Wright yang memerankan Shuri, adik dari T'Challa yang sangat menarik perhatian (Sangat menarik bagaimana jika karakter paling jenius di Wakanda ini bertemu dengan Tony Stark), lalu ada Okoye (Danai Gurira) dan Nakia (Lupita Nyong'o) yang tidak sekedar karakter pemanis. Bahkan Martin Freeman sekalipun sebagai Agen Everett K. Ross juga mempunyai peran penting dalam Black Panther. Dan penyempurna film ini ada pada villain utama Erik 'Killmonger' Stevens (Michael B. Jordan) yang bisa menjadi penyeimbang Black Panther
Seakan menjadi kutukan, dalam kesempurnaan akan sebuah cela. Hal itu sayangnya juga bisa ditemui pada Black Panther. Plot cerita yang solid dan kesempurnaan di setiap sisi tidak dibarengi dengan spesial efek yang mumpuni. Sangat terlihat jelas beberapa adegan yang menggunakan CGI masih terasa kasar. Dan bisa dibilang paling kasar dari semua film-film MCU yang sudah saya tonton sejauh ini.
Black Panther berhasil meneruskan tongkat estafet MCU yang memberikan kepuasan bagi penonton ketika keluar bioskop. Beberapa hal minus yang ditemukan segera akan terlupakan. Semakin membuat kita penasaran sebanyak apa peran Black Panther di Infinity War nanti. Dan tentunya kita belum merasa cukup dengan Black Panther hanya mempunyai satu film solo. Pastikan jangan keluar sampai akhir film. Karena akan ada adegan yang cukup penting di akhir film yang akan menjadi jembatan ke Infinity War yang akan rilis akhir April 2018 nanti.
Megah, itulah kesan yang didapatkan ketika pertama kali kita diajak ke dalam negeri Wakanda. Bangsa luar yang diceritakan tidak tahu apa-apa mengenai Wakanda sama halnya dengan penonton film ini. Sangat mengingatkan ketika kita pertama kali melihat visualisasi Asgard pertama kali lewat film Thor pertama. Dan lewat sebuah adegan pembuka kita akan mengetahui alasan kenapa Wakanda menutup diri dari dunia luar yang tidak terjelaskan di Captain America: Civil War.
Oke, beralih ke plot cerita. Sedkikit berbeda dengan tone-tone film MCU lainnya, Black Panther mempunyai alur cerita yang sedikit lambat. Tetapi kata 'lambat' disini bukan berkonotasi negatif dalam hal membosankan, tetapi lebih untuk pengkuatan cerita dan karakter-karakter yang ada dalam film ini. Jadi ketika keluar bioskop kamu akan mempunyai 3-5 karakter terfavorit dalam satu film yang sama. Hal yang jangan jarang terjadi bukan ?.
Jika sampai mempunyai 3-5 karakter terfavorit dalam satu film tentunya pemain-pemain yang terlibat menampilkan peforma terbaiknya dalam memerankan karakter mereka masing-masing. Selain Chadwick Boseman yang seakan karakter King Wakanda tercipta untuk dia, ada Letitia Wright yang memerankan Shuri, adik dari T'Challa yang sangat menarik perhatian (Sangat menarik bagaimana jika karakter paling jenius di Wakanda ini bertemu dengan Tony Stark), lalu ada Okoye (Danai Gurira) dan Nakia (Lupita Nyong'o) yang tidak sekedar karakter pemanis. Bahkan Martin Freeman sekalipun sebagai Agen Everett K. Ross juga mempunyai peran penting dalam Black Panther. Dan penyempurna film ini ada pada villain utama Erik 'Killmonger' Stevens (Michael B. Jordan) yang bisa menjadi penyeimbang Black Panther
Seakan menjadi kutukan, dalam kesempurnaan akan sebuah cela. Hal itu sayangnya juga bisa ditemui pada Black Panther. Plot cerita yang solid dan kesempurnaan di setiap sisi tidak dibarengi dengan spesial efek yang mumpuni. Sangat terlihat jelas beberapa adegan yang menggunakan CGI masih terasa kasar. Dan bisa dibilang paling kasar dari semua film-film MCU yang sudah saya tonton sejauh ini.
Black Panther berhasil meneruskan tongkat estafet MCU yang memberikan kepuasan bagi penonton ketika keluar bioskop. Beberapa hal minus yang ditemukan segera akan terlupakan. Semakin membuat kita penasaran sebanyak apa peran Black Panther di Infinity War nanti. Dan tentunya kita belum merasa cukup dengan Black Panther hanya mempunyai satu film solo. Pastikan jangan keluar sampai akhir film. Karena akan ada adegan yang cukup penting di akhir film yang akan menjadi jembatan ke Infinity War yang akan rilis akhir April 2018 nanti.