100% Manusia Film Festival kembali hadir di Jakarta dan Tangerang pada tanggal 14- 23 September 2018 dengan memutar 87 film dari mancanegara dan lokal yang berfokus pada kisah- kisah menyentuh tentang hak asasi manusia, keberagaman, gender dan difabilitas. Sebagai salah satu pilihan platform kreatifitas bagi para pelaku industri seni dan penonton dengan latar belakang yang berbeda di Indonesia, 100% Manusia Film Festival menjadi sebuah perayaan atas kekuatan berbagai bentuk seni, terutama seni film. Kali ini 100% Manusia Film Festival mengangkat tema inklusifitas, dimana tidak ada satu sisi dari masyarakat yang menjadi eksklusif, melainkan semua menjadi satu dan setara dengan yang lain. Hal ini seperti yang dijelaskan Rain Cuaca, selaku Festival Director.
“Tahun ini, 100% Manusia Film Festival kembali hadir dengan edisi kedua yang bertemakan inklusifitas. Tema ini kami pilih karena adalah penting bagi tiap orang untuk merasa diikutsertakan dalam skema besar kehidupan sembari menuliskan lakon hidupnya sendiri. Tak seorang pun pantas hanya menjadi penonton dalam negara yang menjunjung tinggi nilai Bhinneka Tunggal Ika, berbeda- beda tetapi satu, sebagai nilai utama. Kami percaya kesetaraan adalah untuk semua dan hormat menghormati antar sesama merupakan hal yang mutlak. Beginilah cara umat manusia mempertahankan kemanusiaannya.”
Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi Nasional Perempuan, Dr. Budi Wahyuni. “100% Manusia Film Festival merupakan ajang refleksi pengejawantahan HAM di masyarakat dan negara. Potret kehidupan yang sarat dengan stigma dan diskriminasi pada kelompok minoritas tergambar jelas. Dinamika berkehidupan dipotret dalam karya film berbingkai HAM, disajikan secara cermat sehingga bisa membawa pemirsa bertanya pada dirinya "siapakah saya?", pelaku atau korban dari sistem yang belum mengedepankan HAM. Festival ini penting keberadaanya sebagai medium pencerahan melalui sutradara muda berjiwa sosial dalam karya profesional untuk menghapuskan kekerasan, khususnya kekerasan terhadap perempuan.”
Tema inklusifitas ini tersirat dalam kategori program 100% Manusia Film Festival, yaitu 100% Bhinneka, dimana 27 film terpilih menyuarakan keberagaman yang tidak hanya ada di Indonesia, tapi juga di dunia. Ada beberapa kategori program lain seperti : 100% in Motion, 100% V for Venus, 100% XXS, 100% Voice Within, 100% Shatterproof, 100% Non-Conforming yang memutar film-film yang sudah diakui di kancah perfilman Internasional, maupun yang baru pertama kali ditayangkan di Indonesia. Bagi penggemar film pendek patut ditonton 100% BritShorts dan 100% Spanish Siesta. Selain itu, 100% Manusia Film Festival juga berkolaborasi dengan komunitas film Bali dalam program 100% Collaboration: Minikino dan festival film internasional seperti KASISH dan IAWRT. Layaknya festival film internasional lainnya, 100% Manusia Film Festival pun membuat dedikasi khusus pada karya-karya sutradara Inggris kenamaan Sally Potter dalam program 100% Retrospective: Sally Potter.
100% Manusia Film Festival akan diputar di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Indonesia, Kineforum, Paviliun 28, Goethe-Institut Indonesia, Institut Français Indonésia, Ke:Kini Ruang Bersama, Cinespace, Angsamerah, @america & Komunitas Salihara. Beberapa film unggulan dalam 100% Manusia Film Festival tahun ini adalah Sonita, 20th Century Woman, Laut Bercerita, Breathe dan Antologi Keluarga Ala Indonesia. Semua film yang ditayangkan akan diikuti dengan diskusi bersama perwakilan dari film dan organisasi HAM di Indonesia.
Untuk melihat list 87 film yang akan diputar dan jadwal lengkap bisa langsung mengunjungi website official www.100persenmanusia.com