Pada era dimana film franchise, sequel dan remake membanjiri pangsa perfilman, menemukan film original dengan ide yang segar menjadi agak sulit ditemukan sekarang ini. Pada tahun 2017, Jordan Peele membuat kejutan melalui sajian film directional debut melalui Get Out, sebuah film horror/thriller dengan pendekatan yang tidak biasa dan sarat akan kritik sosial di Amerika Serikat yang masih sangat kental soal perbedaan ras. Kini Jordan Peele kembali dengan follow up film bergenre sama dengan judul singkat, Us.
Bercerita tentang sebuah keluarga yang terdiri dari orang tua dengan dua orang anak, sedang melakukan piknik di kawasan pesisir. Pada suatu malam, sekelompok orang misterius mendatangi rumah mereka kemudian masuk dengan paksa untuk menyerang. Segera saja diketahui kalau ternyata sekelompok orang misterius ini adalah sosok diri mereka sendiri, semacam 'kloningan' dengan versi yang jahat.
Us dibintangi oleh jajaran cast yang memberikan kesan seperti kita ingin ikut piknik bersama dengan keluarga ini, mereka begitu mengasyikkan ketika bersama. Winston Duke sebagai sang ayah bermain dengan penuh jenaka - dengan tanpa memudarkan suasana intens yang sedang dihadapi. Semua cast yang berperan sudah memberikan kontribusinya masing-masing menjadikan film begitu menarik diikuti, namun yang patut paling disorot tentu Lupita Nyong'o yang berperan sebagai sang ibu. Ia begitu tegar, memiliki tekad, namun sekaligus juga begitu rentan dengan perjuangannya sendiri dibayangi masa lalu. Penampilan Lupita mengingatkan saya dengan Toni Collete dalam Hereditary hingga Jennifer Lawrence dalam Mother!, semua berada pada level yang sama bagusnya, sayangnya ajang penghargaan bergengsi dunia kerap memandang sebelah mata permoforma dari genre film horror/thriller seperti ini.
Menonton film ini lebih seru jika kita mengetahui sesedikit mungkin mengenai premisnya. Banyak kejutan berikut juga pertanyaan yang akan timbul selama kita mengikuti jalinan cerita. Film ini banyak bermain dengan ambiguitas, tidak semua pertanyaan akan terjawab ketika kita meninggalkan film ini, selain itu juga terdapat adegan-adegan simbolik dan interpretatif, inilah yang paling menjadi faktor divisif bagi penonton apakah akan menikmatinya atau tidak. Namun yang pasti, semua dapat merasakan bahwa film ini membangun tensi dengan susuan sekuens yang begitu terarah, cukup efektif memberikan efek deg-degan pada penonton. Ini merupakan sebuah tontonan yang menghibur dan seru karena alurnya yang menarik, ditambah lagi dengan berbagai selipan humor yang secara mengejutkan ternyata bisa mengalir dengan sinkron di antara suasana yang sedang tegang.
Dapat dirasakan terdapat upgrade penulisan/penyutradaraan yang semakin matang semenjak Jordan Peele tampil melalui Get Out. Film Us membuktikan bahwa ia bukanlah sineas one-hit wonder yang hanya mengandalkan kartu rasial untuk mendapatkan sorotan pada karyanya. Ia adalah sineas yang dapat menembus kreatifitas bercerita dengan komponen yang sangat mendetil, intens, humoris, namun tetap sarat akan kritik sosial yang mendalam. Saya bersemangat untuk mengikuti bagaimana perjalanan kreatifnya mengarah pada masa yang akan datang.
(By Arief Iffandy)