Sebagai salah satu yang tidak mengikuti franchise Godzilla sebelum diadaptasi ke hollywood, saya masih ingat betul bagaimana daya magis mengerikannya makhluk ini ketika menonton Godzilla versi Roland Emmerich dua dekade yang lalu yang tepatnya pada tahun 1998. Belakangan saya baru mengetahui jika filmnya melenceng jauh dari versi originalnya. Lalu tahun 2014 hollywood mereboot dengan memakai konsep originalnya dimana Godzilla adalah sosok monster pelindung, alih-alih monster pengrusak atau pemangsa seperti tahun 1998. Dan hasilnya Godzilla di tahun 2014 ? Jauh, jauh dan jauh lebih merasakan sensasi luar biasa. Saya salah satu yang sangat menyukai versi tahun 2014.
5 tahun berselang akhirnya sequel pun muncul yang mana sebelumnya didahului oleh Kong: Skull Island (2017) yang berada pada universe yang sama dengan Godzilla. Kursi sutradara berpindah dari Gareth Edwards ke Michael Dougherty yang sebelumnya lebih banyak menyutradarai film horror seperti Krampus dan Trick 'r Treat. Sementara untuk cast utama benang merah film pertama dan kedua ada pada karakter Ken Watanabe dan Sally Hawkins yang kembali memerankan karakter yang sama seperti film pertama. Selebihnya karakter manusia pada film monster ini diramaikan oleh Millie Bobby Brown (Stranger Things series), Vera Varmiga (The Conjuring, Up in the Air), Kyle Chandler (Super 8, Argo) dan Thomas Middleditch (Silicon Valley).
Melanjutkan 5 tahun setelah ending film pertama, manusia telah berbebenah dan jauh lebih siap jika kembali ada serangan monster raksasa. Dalam 5 tahun itu ternyata Godzilla dan Muto yang disebut kaum titan bukanlah monster rasaksa yang tersiksa. Total terdapat 17 monster rasaksasa di 17 titik dibelahan dunia lainnya tertidur panjang yang hanya menunggu waktu saja untuk bangun. Dan Monarch sebuah badan penelitian yang dipimpin oleh Dr. Emma Russel (Vera Varmiga) ada untuk mengontrol para monster itu agar kejadian serangan 5 tahun yang lalu tidak terjadi kembali. Emma berhasil menciptakan sebuah benda yang diberi nama Orca bantuan mantan suaminya Dr Mark Russel (Kyle Chandler) yang bisa mengontrol semua monster itu. Sebuah benda yang luar biasa yang menjadi incaran pimpinan teroris Alan Jonah (Charles Dance) yang mempunyai sebuah misi yang menurutnya mulia untuk keberlangsungan kehidupan di planet bumi yang membuatnya menculik Emma beserta anak perempuannya Madison Russel (Millie Bobby Brown). Disaat Orca berada di tangan teroris, ditempat sesosok monster berkepala tiga dengan bentuk naga diberi nama Ghidorah bangkit dari tidur panjangnya dan mempunyai kekuatan melalui suaranya untuk mengontrol semua monster rasaksa di planet bumi. Hal yang membuat Godzilla keluar dari sarangnya dan satu-satunya harapan yang bisa menyelamatkan nyawa banyak manusia.
Sangat terpukau saat penampakan pertama trailer Godzilla: King of the Monster ? Jika iya berarti itu belum seberapa dibandingkan dengan penampakan keseluruhan film. Visual yang dimulai dari penampakan monster-monster beserta pertarungannya sangat, sangat, sangat luar biasa. Sebuah fan service yang layak didapatkan penonton yang sudah menunggu sequel ini sejak 5 tahun yang lalu. Michael Dougherty dapat memaksimalkan semua sumber daya yang dia dapatkan pada film ini. Seperti halnya film pertama, Doughherty melanjutkan apa yang sudah dibangun oleh Gareth Edwards mencoba membawa penonton seperti berada di tengah-tengah para titan seperti karakter-karakter manusia yang ada pada dalam filmnya. Semua itu sangat terbantu dengan visualnya yang sangat mendukung. Jadi tidak aneh jika memang nanti untuk bagian efek visual nanti, GKotM bisa bicara banyak dipenghargaan seperti Golden Globe dan Academy Awards.
Salah satu perbedaan yang terasa sangat kontras antara Godzilla pertama dengan sequel ini adalah justru ada pada plot drama karakter utama manusianya pada film kedua ini yang terasa datar. Karakter-karakter manusia dalam film ini hanya sekedar benang merah pengantar kita pada pertarungan Godzilla dengan monster lainnya. Kita tidak akan terlalu perduli dengan nasib-nasib para karakternya selama kita bisa menyaksikan pertarungan para monster. Seakan belum cukup dengan drama yang datar. Jika dibandingkan dengan Kong: Skull Island yang juga berada universe yang sama, KSI juga jauh lebih baik pada porsi karakter-karakter manusianya.
Godzilla: King of The Monsters sebuah sequel yang jauh lebih besar dibandingkan film pertamanya. Plot drama yang datar teralihkan dengan duel-duel luar biasa Godzilla melawan Ghidorah dan Rodan. Terlebih penonton terasa terlibat di dalam filmnya. Godzilla: King of The Monsters seperti film pertama benar-benar memberi pengalaman sensasi menonton bioskop yang sangat disayangkan jika pertama kali kamu hanya menontonnya di layar TV. Menontonnya dengan format IMAX sangat disarankan.
Overall: 7,5/10
(By Zul Guci)