Film eksploitasi hewan buas yang menyerang manusia bisa dikatakan tidak terbilang jumlahnya mulai dari hewan berukuran kecil, sedang, maupun besar sekalipun. Film jenis ini termasuk genre Animal Horror (Creature Features). Keganasan hiu terbilang yang paling sering dijadikan materi film berkat popularitas film Jaws (1975) yang menjadi sumber inspirasi untuk film-film sejenis bahkan sampai yang tidak masuk akal sekalipun (Sharknado 1-6). Di tahun 2019 ini kita disuguhkan kembali dengan film bertema hiu berjudul 47 Meters Down: Uncaged yang merupakan sekuel dari film berjudul sama di tahun 2017. Film ini sebetulnya tidak terkait langsung secara cerita dengan film pertamanya namun hanya meminjam segi lokasi dan setting cerita para karakternya yang terperangkap dari kepungan hiu.
Film ini kembali disutradarai Johannes Roberts dan dibintangi oleh John Corbett, Nia Long, Sophie Nelisse, Corinne Foxx (putri Jamie Foxx), Sistine Stallone (Putri Sylvester Stallone), Brianne Tju, Davi Santos, Kyhlin Rhambo, dan Brec Bassinger. Film ini dirilis pada 16 Agustus di AS dan.dirilis di Indonesia pada 23 Agustus.
47 Meters Down: Uncaged menceritakan kisah 4 remaja wanita Mia (Sophie Nelisse), Sasha (Corinne Foxx), Nicole (Sistine Stallone), dan Alexa (Brianne Tju) yang memutuskan melakukan scuba diving di Salah satu situs reruntuhan kota bawah laut. Ketika menyusuri reruntuhan kota, Salah satu dari mereka tidak sengaja menyebabkan runtuhnya pilar penyangga bangunan. Seketika petualangan mereka berubah menjadi teror karena ternyata runtuhnya pilar menyebabkan munculnya hiu-hiu ganas yang telah berevolusi yang walaupun buta namun memiliki indera pendengaran yang sangat tajam. Dalam upaya mereka meloloskan diri, satu-satunya akses keluar tertimbun reruntuhan mengakibatkan mereka terjebak. Dengan sisa oksigen yang menipis dan ancaman hiu-hiu ganas, keempat remaja ini harus berjuang sekuat tenaga dan bekerja sama untuk bisa selamat dan menghirup kebebasan sekali lagi.
Cerita film ini sederhana dan sudah banyak dipakai di film-film terir hiu sejenis, hal yang istimewa dalam film ini adalah close shot dari adegan scuba diving yang dilakukan 4 karakter utamanya dan unsur ketegangan yang sangat terasa. Roberts sebagai sutradara paham betul bagaimana memakai moment of surprise karena banyak momen-momen yang tidak terduga yang mampu mengejutkan dan membuat penonton menahan nafas seraya membuat penonton tetap penasaran bagaimana dengan nasib para karakter – karakter yang terjebak hiu-hiu ganas ini dapat meloloskan diri. Setting gua dan reruntuhan bawah laut memunculkan suasana claustrophobic yang secara tidak langsung juga mempengaruhi psikologis para penonton. Adegan final dalam film yang mengejutkan juga digarap cukup baik walau agak didramatisir. Penonton juga diberi kejutan mengenai siapa saja karakter yang selamat sampai akhir film.
Dari segi akting dan karakter dalam film ini boleh dikatakan tidak ada yang istimewa selain dari hiu-hiu yang menjadi karakter antagonis. Film ini merupakan debut 2 putri dari 2 aktor terkenal yaitu Corinne Foxx dan Sistine Stallone. Nia Long sebagai Ibu dari Mia dan Sasha tidak terlalu banyak punya ruang untuk tampil. Sophie dan Corinne kurang dapat menampilkan chemistry yang meyakinkan sebagai dua saudara. John Corbett yang berperan sebagai ayah Corinne dan Sasha sangat disia-siakan di film ini, karakternya seharusnya dapat lebih dimaksimalkan lagi Karena dalam film ini kehadirannya seakan tidak begitu berperan penting padahal karakternya adalah penyelam berpengalaman. Film ini juga seharusnya lebih dapat menggali latar belakang yang menjadikan Corinne dan Sasha sebagai keluarga, apakah mereka berasal dari adopsi atau masing-masing adalah anak bawaan dari pernikahan sebelumya yang menjadikan hubungan mereka tidak begitu dekat. Sistine dan Brianne sebagai teman-teman Sasha juga tampil biasa dan tidak ada yang istimewa.
Yang membuat genre Animal Horror menarik adalah suasana tegang yang ditimbulkan dan cerita penyelamatan yang menarik, bagaimana para karakter protagonis menemukan cara mengatasi masalah hewan-hewan tersebut secara tidak terduga namun dapat dipercaya. Genre ini selalu menarik sebagai komoditi film karena ketidaktahuan manusia terhadap perilaku hewan walau ada juga yang terkadang dibuat hiperbolis untuk keperluan skenario film. Hiu dalam film ini dimodifikasi agar berbeda dari hiu-hiu di kebanyakan film sejenis, yaitu tidak memiliki penglihatan namun pendengarannya sangat tajam. Level bahaya yang diciptakan juga sudah meyakinkan namun penonton tentu juga ingin kualitas cerita yang baik bukan hanya sekedar mengandalkan kejutan dan ketegangan semata.
Overall : 6,5/10
(By Camy Surjadi)