Film bertema thriller dengan berbagai sub-genrenya selalu mendapat tempat tersendiri di hati penggemarnya. Faktor ketegangan dan petualangan yang memacu adrenalin ketika menonton merupakan hal yang dicari oleh penonton walau terkadang banyak dipenuhi adegan sadis dan berdarah-darah. Kali ini giliran film Ready or Not yang dijamin akan menambah deretan film favorit di genre ini. Ready or Not hadir dengan formula yang fresh dan mengusung beberapa genre sekaligus yaitu adventure thriller, horror, dan dark comedy. Film ini dirilis perdana di Fantasia Film Festival pada 27 Juli lalu dan ditayangkan di Layar sinema AS pada 21 Agustus. Sementara di Indonesia baru ditayangkan pada 28 Agustus 2019. Film ini dibuat oleh trio filmmaker yang dikenal dengan nama Radio Silence (Matt Bettinelli-Olpin dan Tyler Gillet sebagai sutradara sedangkan Chad Villella sebagai produser eksekutif) yang telah kita kenal lewat Southbound, Devil's Due, dan V/H/S. Film ini dibintangi oleh Samara Weaving sebagai bintang utama dan didukung oleh Adam Brody, Mark O'Brien, Henry Czerny, dan Andie MacDowell.
Keluarga Le Domas adalah keluarga kaya raya yang mendapatkan kekayaannya dari penjualan Board Games dan beberapa permainan klasik. Mereka memiliki tradisi memainkan permainan pada malam pernikahan sebagai bagian dari penerimaan anggota keluarga baru. Pada kejadian flashback di masa kecil Alex (Mark O’Brien) dan saudaranya Daniel (Adam Brody)menyaksikan penangkapan dan pembunuhan pengantin pria yang baru saja menikahi salah satu anggota keluarga mereka. Film lalu menuju ke masa sekarang di mana diceritakan Alex akan menikah Grace (Samara Weaving) di rumah keluarga besar mereka. Grace bercerita kepada Alex bahwa sebagai anak yatim piatu, memiliki keluarga adalah hal yang penting sekaligus kerinduan baginya. Grace pun sempat bertemu Becky (Andie MacDowell) sebelum prosesi pernikahan yang berterima kasih padanya karena sudah membawa Alex kembali ke rumah. Setelah resepsi pernikahan selesai, Alex bercerita pada Grace bahwa dia harus ikut serta dalam permainan yang akan dilangsungkan pada tepat tengah malam pada malam pernikahan sebagai bagian dari tradisi, awalnya Grace bingung namun dia mengikuti saja karena tidak menyadari ada hal yang aneh. Malamnya seluruh anggota keluarga dipanggil ke dalam ruang permainan dan memulai permainan ketika jam menunjukkan tepat pukul 12 tengah malam. Untuk memulai permainan, Grace diminta menarik kartu dari sebuah box kayu misterius di mana kartu tersebut akan menunjukkan permainan yang akan dimainkan. Grace menarik kartu dan mendapatkan kartu Hide and Seek (petak umpet), dalam permainan ini Grace harus bersembunyi sedangkan anggota keluarga yang lain akan mencarinya. Namun ada hal yang tidak diberitahukan Alex kepada Grace bahwa kakek buyut mereka Victor Le Domas membuat perjanjian dengan Justin Le Bail setelah berhasil mengungkap misteri kotak kayu tersebut adalah setiap kali kartu Hide and Seek terpilih maka keluarga Le Domas harus memberikan pengorbanan sebelum matahari terbit atau mereka semua akan mati. Ketika permainan dimulai, Alex diminta untuk tinggal dalam kamar dan adik iparnya Charity (Elyse Levesque) bertugas menjaganya.
Grace baru menyadari bahwa permainan ini bukanlah permainan biasa dan hidupnya berada dalam bahaya setelah menyaksikan salah satu pelayan mereka tertembak oleh saudara perempuan Alex, Emilie (Melanie Scrofano). Alex menemukan Grace dan berjanji untuk menyelamatkannya. Setelah menyadari bahwa Grace mengetahui kebenaran dari permainan yang mereka lakukan, seluruh keluarga Alex berpencar untuk memburunya sebelum fajar tiba. Grace berusaha lari menuju kebebasan sementara Alex berusaha untuk membuka kunci pintu mansion mereka agar Grace bisa lolos. Akankah Grace berhasil meloloskan diri dari permainan maut keluarga Le Domas dan bisa hidup bahagia bersama dengan Alex yang ia cintai sebagai satu-satunya anggota keluarga yang menurutnya waras?
Untuk film berdurasi 95 menit, alur film ini dibawakan dengan rapi dan cepat namun tetap mampu menampilkan momen-momen seru dan tegang dengan sangat efektif. Cerita film tidak dibuat bertele-tele untuk hal yang bukan menjadi fokus cerita, penonton diberi sedikit pemanasan di awal sebelum digiring ke konflik dan inti cerita walau sebetulnya bagian introduksi ini dapat dipakai untuk lebih mengenalkan penonton terhadap sosok Grace yang merupakan tokoh protagonis film ini. Karena di bagian awal film ini kita hanya diberi kilasan mengenai masa kecil Alex dan latar belakang keluarganya yang menyimpan rahasia kelam sementara Grace hanya melalui percakapan dengan Alex dan ibunya Becky. Walau agak kurang dalam introduksi karakter Grace namun akting Samara sebagai Grace yang sangat bagus dan meyakinkan sebagai calon pengantin yang ingin kehidupan yang normal dan bahagia tapi terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan berhasil membuat penonton terhubung dengan karakternya hingga akhir cerita film ini. Penulis cerita film pandai menciptakan momen cerita di mana berulang kali Grace sebagai protagonis dibuat berada dalam keadaan terdesak dan hampir mustahil untuk bisa lolos namun Grace selalu menemukan cara untuk bangkit dan melawan kembali. Belum lagi beberapa adegan pengejaran keluarga Le Domas terhadap Grace yang menegangkan baik di hutan sekitar rumah maupun di dalam rumah yang memacu adrenalin karena kita tidak tahu bagaimana akhirnya, apa yang akan dilakukan Grace, apa yang akan dilakukan anggota keluarganya. Kelebihan lain film ini adalah adanya unsur humor gelap/ dark comedy yang menjadikan pengalaman menonton Ready or Not menjadi menarik. Adanya unsur humor memberi warna tersendiri di sela-sela situasi tegang dan sadis, proses shifting tone dari suasana tegang ke komedi cukup berhasil lewat dialog-dialog dan penempatan di adegan yang tepat. Porsi humor hanya dimunculkan secara minimal untuk mengurangi ketegangan penonton dan tidak medominasi dalam film. Untungnya mix genre dalam film ini terbilang berhasil dan tidak garing karena banyak film yang gagal memadukan unsur dark comedy dalam film thriller.
Setting lokasi yang digunakan dalam film ini merupakan salah satu hal yang perlu digaris bawahi. Terdapat 3 lokasi yang digunakan untuk menciptakan kesan seram dan kemewahan dari keluarga aristokrat Le Domas, yaitu Grand Estate di Oshawa, Ontario – Kanada yang dahulu merupakan residen bekas pendiri General Motors di Canada, R.S. McLaughlin, rumah yayasan YWCA, dan yang terakhir di Casa Loma, salah satu kastil terakhir di Amerika Utara yang populer menjadi objek wisata turis. Lokasi Grand Estate di Oshawa digunakan untuk sekuens adegan pernikahan di awal-awal film, ke 55 ruangan di dalamnya diijinkan untuk digunakan untuk keperluan shot interior film. Sementara Kastil Casa Loma digunakan untuk adegan pengejaran dengan memanfaatkan lorong-lorong dan kamar-kamar dalam kastil. Ornamen dan artifak kastil yang terpampang di dinding merupakan peninggalan asli kastil tersebut. Selain penggunaan lokasi yang asli, penggunaan efek practical tanpa mengandalkan efek visual juga menjadi kekuatan film ini. Vibe permainan klasik yang menjadi ciri keluarga Le Domas juga ditampilkan lewat desain board games dan poster-poster vintage yang menarik di dalam film. Sinematografi film ini juga patut mendapat pujian karena mampu menampilkan setiap detil adegan dengan jelas walau setting waktu dalam film ini adalah malam hari. Close up adegan luka dan kecelakaan yang dialami Grace juga dijamin bakal membuat penonton meringis ketika menyaksikannya. Pemilihan kostum sang portagonis juga sangat tepat, penampilan Grace yang bad-ass didukung oleh wedding dress yang didesain praktikal serta sepatu converse kuning menjadikannya karakter yang sangat ikonik.
Grace Weaving (Three Billboards Outside Ebbing,Missouri; Babysitter) yang merupakan next rising star adalah aktris asal Australia yang juga merupakan keponakan dari Hugo Weaving yang terkenal (The Matrix, Trilogi LOTR, V for Vendetta) mampu tampil sebagai karakter protagonis yang kuat di film Ready or Not. Dia sanggup menjadi fokus perhatian penonton sepanjang film lewat aktingnya sebagai wanita yang pantang menyerah dan terkadang punya respon nyeleneh ketika menghadapi situasi sulit. Andie MacDowell (Four Weddings and A Funeral, Groundhog Day, Bad Girls) sebagai aktris veteran juga tampil baik sebagai ibu dari Alex dan Daniel yang selalu rasional dan mengutamakan keluarga. Mark O’Brien (The Front Runner, Bad Times at The El Royale) sebagai Alex juga mampu memerankan sosok kekasih Grace yang gentleman namun memiliki misteri terselubung. Anggota keluarga lainnya yang diperankan oleh Adam Brody (Daniel), Henry Czerny (Tony), Melanie Scrofano (Emilie), Kristian Bruun (Fitch), Elyse Levesque (Charity – Istri Daniel), Nicky Guadagni (Helene – nenek keluarga Le Domas) berhasil menciptakan dinamika keluarga yang kompak namun ternyata psikopat dan suka membunuh.
Radio Silence dikenal lewat film-film mereka yang merupakan perpaduan unik antara komedi, petualangan, dan horor dengan naskah cerita yang original. Melalui Ready or Not, ide permainan klasik dipadukan dengan unsur mistis menjadi background cerita yang sangat menarik. Mereka juga menginkorporasikan isu general yang jamak dihadapi semua orang soal memasuki lingkungan keluarga baru untuk pasangan yang baru menikah dengan selipan twist yang cerdas. Di akhir penghujung film penonton pun diuji dengan pertanyaan psikologis apakah orang yang kita cintai akan menjadi orang yang sanggup menyakiti atau mencelakakan kita? Menyaksikan film ini seperti menemukan oase di antara serbuan sekuel, reboot dan saga superhero yang membanjiri Hollywood akhir-akhir ini
Overall: 8,5/10
(By Camy Surjadi)