Melanjutkan langsung apa yang sudah terjadi pada film sebelumnya di Spectre, James Bond menikmati masa-masa pensiun bersama kekasihnyanya Madeleine Swann (Lea Seydoux). Namun ketenangan itu hanya sementara ketika James Bond mendapat serangan dari komplotan Spectre yang membuat Bond harus berpisah dengan Madeleine.
Lalu cerita melompat 5 tahun kemudian saat Bond melanjutkan kehidupannya dan bertemu dengan kolega lamanya Felix Leiter (Jeffrey Wright) yang memberi informasi jika ada organisasi kriminal yang mempunyai atau mengembangkan teknologi senjata pembunuh yang sangat canggih dimana bisa membunuh korban hanya cukup mengetahui DNA saja. Informasi yang membuat Bond kembali beraksi dan mengetahui fakta jika kekasihnya Madeleine punya hubungan kuat dengan organsasi tersebut, dan akhirnya mempertemukannya Bond dengan kepala gembong organisasi Lyutsifer Safin (Rami Malek).
No Time to Die berdurasi 163 menit. Durasi dengan terpanjang dari keseluruhan film-film James Bond sebelumnya. Namun percayalah, durasi yang cukup panjang itu terasa cukup padat. 163 menit yang menetikberatkan pada unsur drama dan menggali sisi lain dari James Bond bagaimana pada dasarnya dia manusia biasa yang ingin mendapatkan ketenangan dengan pasangannya. Unsur drama pada film ini adalah poin terkuat pada seri James Bond terbaru ini yang buat saya sendiri terbaik setelah Casino Royale untuk perbandingan film-film Bond pada era Daniel Craig. Selain drama yang cukup kuat pada seri ini, hadirnya Phoebe Waller-Bridge yang menulis naskahnya menambah kesegaran tersendiri. Untuk penggemar Fleabag akan merasakan fan service tersendiri ketika ada dialog-dialog komikal-sarkastik pada karakternya dan kita akan bisa menebak jika itu Phoebe yang menulisnya.
Untuk sequence action masih akan membuat kita terpukau seperti seri-seri lainnya, mulai dari adegan kejar-kejaran dengan mobil, baku tembak, sampai pertarungan fisik yang menjadi ciri khas James Bond era Daniel Craig kembali tersaji di No Time to Die ini. Sedangkan untuk karakter-karakter Spectre sebagian besar kembali. Yang menjadi perhatian saya sendiri ada pada dan karakter baru. Yang pertama karakter Nomi (Lashana Lynch) , sang penyandang agen 007 yang seorang wanita. Sesuatu yang cukup baru dengan karakternya yang cukup memberi warna dan menarik perhatian. Sangat disayangkan jika kita hanya melihat karakter hanya di satu film saja. Semoga siapun yang memerankan karakter James Bond selanjutnya, karakter Nomi masih akan dilibatkan. Yang kedua villain utama film ini yaitu Lusytfer Safin (Rami Malek) yang sayangnya tidak terlalu impresif. Kehadirannya hanya seperti roda penyambung cerita tanpa meninggalkan kesan berarti. Penampilannya masih kalah ikonik dengan Bond villain lainnya di era Craig seperti Javier Bardem di Skyfall dan Bolfeld di Spectre.
Secara kesuluruhan film terakhir Daniel Craig ini menjadi film perpisahan yang manis. Setelah kita menonton No Time to Die kita menjadi mengerti kenapa Daniel Craig kembali memerankan Bond setelah sesumbar tidak ingin kembali. Karena memang sangat terarasa jika naskah No Time to Die tercipta untuk Daniel Craig. Akan sangat aneh jika Bond versi No Time to Die diperankan oleh aktor selain No Time to Die.
Rating 9/10