Sebuah penantian itu akhirnya juga. Hype yang sudah mulai terbentuk setahun yang lalu akhirnya mencapai puncaknya ketika filmnya akhirnya tayang. Tentu saja yang saya maksud Spider-Man: No Way Home. Bahkan saya yang bukan fans Spider-Man sekalipun akhirnya juga masuk pada arus hype film ini. Yang membuat kita sangat menantikan dan terbentuknya hype itu tentu saja konsep "mustiverse" yang diperkenalkan Marvel Studios yang juga menjadi ranah selanjutnya yang akan banyak disinggung dalam film-film Marvel Studios selanjutnya.
Melanjutkan apa yang sudah terjadi dalam pada event Spider-Man: Far From Home ketika akhirnya identitas Peter Parker (Tom Holland) sebagai Spider-Man terungkap. Sejak saat itu hidup Peter Parker tidak pernah sama lagi. Terungkapnya identitas itu tidak hanya berdampak pada Peter Parker sendiri, namun juga orang-orang terdekatnya. Mencoba jalan pintas, Peter meminta tolong kepada Doctor Strange (Benedicth Cumberbatch) agar bisa membantunya membuat orang-orang mengetahui identitasnya bisa melupakan dia adalah Spider-Man. Namun permintaan yang disanggupi oleh Doctor Strange itu tidak berjalan lancar yang berimbas mengundang musuh-musuh Spider-man dari semesta lain.
Sejak trailernya muncul pertama kali rasanya hampir semua dari kita merasa sangat antusias dengan banyaknya villain yang akan muncul di seri ketiga Spider-man versi Tom Holland ini, namun di sisi lain juga muncul kekhawatiran jika kejadian pada Spider-Man 3(2007) dan juga The Amazing Spider-Man 2 (2014) kembali terulang. Dan di sini kejelian Jon Watts sebagai sutradara yang naskahnya ditulis oleh Chris McKenna dan Erik Sommers yang juga menulis naskah dua film Spider-Man sebelumnya. Secara hati-hati memunculkan satu-persatu karakter villain tanpa terasa dipaksakan. Bahkan dari dialog-dialog villain yang muncul, naskahnya memberikan informasi-informasi asal-usul villian untuk penonton yang tidak menonton 5 film Spider-Man sebelum Homecoming.
Menuju 3/4 durasi film, plot cerita makin membesar sampai akhirnya tiba pada sesuatu yang benar-benar ditunggu penonton. Ketika hal yang ditungu-tungu itu muncul, rasa penasaran dan hype itu terbayar dengan tuntas. Betapa kita sebagai penonton tidak diberi berhenti untuk meberikan kekaguman dan memberikan tepuk tangan sampai akhir film. Sebuah final act dengan sequence action terbaik yang pernah kita lihat. Jika Endgame memberikan kita sensasi rasa takjub, maka untuk No Way Home memberikan sensasi euforia nostalgia. Bukan konsep multiverse yang membuat film ini sangat terlihat luar biasa, bukan itu. Karena konsep multiverse sudah pernah kita lihat lewat Into the Spider-Verse. No Way Home jauh lebih besar dari itu yang tidak bsia saya gambarkan dalam bentuk tulisan. Kamu harus menontonnya sendiri.
Spider-Man No way Home memberikan jawaban ekspetasi penggemar. Mengabulkan semua keinginan penggemar yang bahkan saat trailernya muncul hal itu masih terasa sangat mustahil yang sekaligus menutup lubang pada dua generasi film Spider-Man sebelum Homecoming. Untuk hal ini kita harus berterima kasih pada pihak studio yang bisa membuat apa yang tidak mungkin menjadi kenyataan dalam bentuk visual. Damn, I love movies.
Overall: 9,5/10