Tiada film DC tanpa drama baik di film maupun di real life para actor/ aktrisnya. Shazam mungkin satu-satunya yang tanpa drama. Awal tahun 2023 publik di seluruh dunia terkejut ketika mendengar DCEU akan berakhir dan semua direset lagi dari nol (nama universe barunya menjadi DCU) di bawah arahan Peter Safran dan James Gunn yang didapuk menjadi co-CEO DC Studios (https://thedirect.com/article/dc-movies-2023-james-gunn-reboot). Shazam! Fury of the Gods akan jadi film terakhir dari era DCEU sebelumnya sebelum semuanya direset. Film sekuel Shazam diproduksi oleh New Line Cinema, DC Studios, Safran Company dan Seven Bucks Productions, dan didistribusikan oleh Warner Bros. Pictures. Film ini disutradarai oleh David F. Sandberg dan ditulis oleh Henry Gayden dan Chris Morgan, dan dibintangi oleh Zachary Levi, Asher Angel, Jack Dylan Grazer, Rachel Zegler, Adam Brody, Ross Butler, Meagan Good, Lucy Liu, Djimon Hounsou dan Helen Mirren.
Diberkahi dengan kekuatan para dewa, Billy Batson (Asher Angel) dan sesama saudara asuh yang lainnya, Frederick "Freddy" Freeman [Adam Brody (adult) - Jack Dylan Grazer (teen); Eugene Choi [Ross Butler (adult) - Ian Chen (teen)]; Darla Dudley [Meagan Good (adult) - Faithe Herman (teen)]; Mary Bromfield (Grace Fulton); Pedro Peña [D. J. Cotrona (adult) and Jovan Armand (teen); mencoba belajar bagaimana menjalani kehidupan remaja sekaligus memiliki alter-ego Pahlawan Super dewasa Shazam! Di samping itu Billy dan Mary pun menghadapi ketakutan bahwa keluarga asuh mereka tidak akan meneruskan merawat mereka karena pemerintah menghentikan uang sumbangan ke orang tua asuh mereka, Belum lagi Daughters of Atlas, trio dewa kuno pendendam yang terdiri atas Anthea (Rachel Zegler); Hespera (Helen Mirren); Kalypso (Lucy Liu), tiba di Bumi untuk mencari sihir yang dicuri dari mereka sejak lama, Billy—alias Shazam— (Asher Angel) dan keluarganya terpaksa terlibat ke dalam pertempuran menggunakan kekuatan super mereka untuk memperjuangkan hidup dan nasib dunia mereka sebelum jatuh dalam kehancuran. Peristiwa ini akan jadi ujian penting buat mereka apakah mereka layak menyandang status superhero.
Shazam! Fury of the Gods dimulai dengan awal yang menjanjikan dan menegangkan karena tanpa basa-basi kita langsung disuguhkan aksi Shazam family menyelamatkan warga dari tragedi jembatan gantung yang runtuh. David F. Sandberg memanfaatkan peringkat PG-13 dengan baik terlihat dari titik berat film ini pada ‘keluarga’. Perpaduan yang efektif antara unsur fantasi dan aksi dibawakan dengan cukup efektif kita seperti melihat gabungan Harry Potter, GoT dan film superhero jadi satu. Sekuens aksi ditampilkan secara mendebarkan dengan cukup jelas. Walau di beberapa adegan CGI terlihat masih kasar tapi tidak terlalu mengganggu. Adegan final atau konklusi yang seperti terlalu berlebihan dalam hal porsinya dalam melawan salah satu putri Atlas. Dari segi cerita - yang dikreditkan ke Henry Gayden dan Chris Morgan – mencoba menggabungkan antara dinamika keluarga dan komedi remaja dalam wadah film superhero yang untungnya bekerja dengan baik karena akting para castnya yang mumpuni walau ada beberapa adegan terasa klise dan hambar. Motivasi para tokoh antagonis tidak lebih dari alasan standar dan klise yang sebetulnya dapat dieksplor lebih mendalam mengapa mereka memiliki latar belakang yang substansial. Salah satu hal terbaik di film sekuel ini adalah bagaimana film ini masih menyenangkan di mana porsi komedinya memiliki kadar yang pas seperti film pertama, tetapi memiliki tambahan sentuhan kegelapan dan dark comedy, serta banyak referensi ke pop culture yang disematkan pada momen yang tepat.
Shazam! Fury Of The Gods akhirnya dapat mencurahkan waktu untuk eksplorasi sekaligus menyempurnakan interaksi Billy Batson (Asher Angel/Zachary Levi) dengan anggota keluarga angkatnya yang lain. Banyak fokus kali ini juga diberikan kepada Freddy Freeman (Jack Dylan Grazer/Adam Brody), kali ini dia memiliki lebih banyak screen time daripada Asher Angel sebagai Billy Batson. Dinamika di antara para Shazam Family lebih baik kali ini, karena mereka sekarang diceritakan berbagi tanggung jawab sebagai pahlawan super selain hubungan mereka satu sama lain, peran Asher Angel sebagai pemimpin juga disorot kali ini. Helen Mirren dan Lucy Liu kurang dimanfaatkan maksimal karena stereotipe mereka sebagai karakter anatagonis. Mirren sebagai aktris senior tetap mampu menonjol disbanding dua karakter Putri Atlas yang lain. Zachary Levi masih tampil memukau berperan sebagai Shazam pada usia 42 tahun. Jack Dylan Grazer cukup mencuri perhatian sebagai Freddy terlebih dengan energi remaja yang ceria dan beberapa adegan komedinya dengan Djimon Hounsou termasuk momen-momen paling menghibur dalam film.
Shazam! Fury of The Gods tampil sebagai sekuel yang fun dan family-friendly. Jangan berharap aksi yang bombastis seperti Justice League atau Black Adam karena tone nya memang tidak cocok dibuat seperti itu. Sebagai penonton kita disuguhi cerita yang ringan dan tetap punya kehangatan. Pesan yang dibawakan juga masih dapat disampaikan dengan baik terutama soal peran keluarga asuh dan rasa takut kehilangan juga pentingnya support dari anggota keluarga dalam hal ini Shazam Family. Sandberg sepertinya paham bagaimana menyuguhkan film superhero yang tetap seru, fun, dan penuh humor untuk bisa dinikmati semua kalangan. Yang pasti hilangkan ekspektasi ini film superhero serius, cukup tonton dan nikmati saja. Jangan lewatkan cameo penting di akhir film ini (yang sudah dibocorkan WB lewat trailer di TV Spot dan juga di list actor IMDB untuk film ini) dan 2 post credit scenes yang sayang untuk dilewatkan. Sayangnya setelah ini semua film2 DCEU (DC Extended Universe) akan direboot dengan kehadiran film Flash menjadi DCU (DC Universe) yang baru. Rumornya Zachary Levi tetap akan dipertahankan sebagai pemeran Shazam di DCU oleh James Gunn. Mari kita nantikan sepak terjangnya nanti
Overall Score : 7/10
(By Camy Surjadi)