Meskipun masih meguntungkan dari dua film terakhir, namun tidak bisa dipungkiri jika film ketiga dan keempat dari franchise Insidious sedikit kehilangan daya magisnya. Mungkin karena alasan itu juga kenapa untuk film kelima ini memakai konsep "back to basic" dalam hal ini membawa keluarga Lambert kembali yang muncul pada dua film pertama. Semua cast utama dari dua film pertama kembali ke peran masing-masing, mulai dari Patrick Wilson, Rose Byrne dan Ty Simpkins yang sudah menginjak usia remaja. Khusus untuk patrick Wilson, kali ini dia hanya tidak kembali pada perannya tetapi juga hadir untuk mengisi posisi kursi sutradara yang seklaigus debutnya menyutradarai film panjang pertama.
Insidiuos: The Red Door mengambil kejadian 10 tahun setelah peristiwa Insidious: Chapter 2, melanjutkan Josh (Patrick Wilson) dan Dalton (Ty Simpkins), yang tidak memiliki kenangan atau ingatan akan peristiwa dan tragedi yang menakutkan yang dialami keluarga mereka di Chapter 2. Josh yang sekarang sudah diceraikan istrinya Renai (Rose Byrne) mencoba memperbaiki hubungannya yang buruk dengan anaknya, Dalton. Dan pada saat hubungan yang memburuk Josh dan Dalton yang secara terpisah mengalami peristiwa-peristiwa yang mengerikan yang mereka tidak tahu penyebabnya. Perlahan mereka berdua pelan-pelan mulai mengumpulkan kepingan-kepingan ingatan yang hilang tersebut yang sekaligus menemukan fakta meraka harus menghadapi ancaman baru yang sudah menunggu.
Patrick Wilson sebagai sutradara sepertinya ingin membawa Insidious yang cukup berbeda dengan pendahulunya. Mekipun horror tetap menjadi sajian utamanya, namun drama hubungan ayah dan anak menjadi elemen yang cukup kental dalam seri terbaru franchise ini. Patrick Wilson tidak ingin terburu-terburu menonjolkan unsur horrornya. Setidaknya pada 30 menit pertama plot cerita film lebih memfokuskan pada hubungan antara Josh dan Dalton. Bahkan karakter Raine yang menjadi salah satu karakter penting pada 2 film pertama tidak terlalu banyak mendapat porsi pada seri kali ini. Untuk sebagian penonton mungkin bisa sedikit membosankan, namun untuk saya sendiri 30 menit pertama bagian penting untuk membangun pondasi yang akan penonton rasakan efek emosionalnya pada akhir film.
Sajian horror sesungguhnya ada pada pada babak kedua dan ketiga film ini. Proses perjalanan Josh dan Dalton mengumpulkan ingatan masa lalu mereka dibarengi dengan sequence-sequence horror jumpscare yang efektif. Patrick Wilson sepertinya cukup belajar banyak dari James Wan. Meskipun belum bisa menyamai sang maestro horror tersebut, namun ada potensi yang cukup besar dari Patrick Wilson di posisi belakang kamera. Sequence horror yang paling berkesan dari arahan Patrick Wilson adalah mempermainkan asumsi penonton ya meskipun teknik tersebut bukanlah hal baru dalam film horror.
Secara keseluruhan Insidious the Red Door memang belum bisa menyamai 2 film pertamanya, namun film ini jauh lebih baik dibandingkan dengan dua film terakhirnya yang bahkan saya sudah lupa cerita dari dua film tersebut. Dan untuk sebuah debut dari sutradara yang sbeelumnya lebih banyak berada di depan kamera, debut Patrick Wilson ini layak diberi cukup apresiasi.
Overall: 7/10